Monday , December 22 2025
Home / Bali / Dua Kali Banjir Besar Landa Bali dalam Tiga Bulan Terakhir, Warga Harapkan Langkah Antisipatif Pemerintah

Dua Kali Banjir Besar Landa Bali dalam Tiga Bulan Terakhir, Warga Harapkan Langkah Antisipatif Pemerintah

Gianyar, Minggu 21  Desember  2025

Dua Kali Banjir Besar Landa Bali dalam Tiga Bulan Terakhir, Warga Harapkan Langkah Antisipatif Pemerintah

 

 

Bali , indonesiaexpose.co.id – Dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, Pulau Bali kembali dilanda dua kejadian banjir besar, masing-masing pada September lalu dan Desember tahun ini. Peristiwa tersebut menyebabkan kerugian material hingga korban terseret arus banjir di sejumlah wilayah.

Seorang warga Kabupaten Gianyar yang enggan disebutkan identitasnya, sebut saja Ketut, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi tersebut. Menurutnya, banjir terjadi di berbagai wilayah, namun dinilai belum terlihat langkah konkret dan menyeluruh dari pemerintah daerah untuk mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terus berulang.

“Seharusnya ada upaya pencegahan, seperti membersihkan gorong-gorong dari sampah, memperlebar saluran air, atau mencari jalur alternatif aliran air hujan,” ujarnya.

Keluhan serupa juga disampaikan warga lainnya, Made. Ia menilai persoalan banjir semestinya tidak hanya dijelaskan sebagai dampak cuaca semata, melainkan perlu diiringi evaluasi kebijakan tata ruang dan pengelolaan lingkungan. Menurutnya, masyarakat berharap para pemimpin daerah lebih fokus pada upaya mitigasi bencana daripada saling menyalahkan.

Sementara itu, seorang penekun spiritual asal wilayah sekitar Kota Gianyar menjelaskan bahwa secara kearifan lokal Bali, hujan lebat merupakan siklus tahunan yang telah lama dikenal. Dalam kalender Bali, periode hujan deras disebut Blabur, yang antara lain dikenal sebagai Blabur Kapat, Blabur Keenam, dan Blabur Kesanga.

“Sejak dulu hujan lebat memang sudah menjadi bagian dari siklus alam Bali. Pertanyaannya, mengapa dahulu Bali relatif bebas banjir, sementara sekarang banjir terjadi di mana-mana,” ujarnya.

Ia menambahkan, pemerintah seharusnya menjadikan periode Blabur sebagai dasar perencanaan antisipasi banjir. Bahkan, menurutnya, perlu ada unit khusus di Dinas Lingkungan Hidup yang secara rutin memantau dan merawat gorong-gorong serta saluran air.

Selain itu, warga juga menyoroti adanya dugaan alih fungsi pangkung atau sungai kering yang sejatinya berfungsi sebagai jalur penampung air hujan. Di beberapa lokasi di Kabupaten Gianyar, alur alami tersebut dilaporkan diurug dan diklaim sebagai lahan pribadi, yang diduga memperparah risiko banjir.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa Bali memang tengah memasuki periode puncak musim hujan dengan intensitas curah hujan tinggi hingga sangat lebat.

“Curah hujan tinggi dalam durasi singkat berpotensi menimbulkan genangan dan banjir, terutama di wilayah dengan sistem drainase yang kurang memadai serta daerah alih fungsi lahan,” demikian keterangan BMKG dalam pernyataannya. BMKG juga mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan, melakukan pembersihan saluran air, serta menghindari aktivitas di sekitar aliran sungai saat hujan lebat.

Masyarakat berharap, ke depan, sinergi antara pemerintah, ahli lingkungan, serta kearifan lokal Bali dapat menjadi dasar penanganan banjir yang lebih berkelanjutan, agar Pulau Dewata tetap aman dan nyaman bagi warganya maupun wisatawan.

(072)

42

Check Also

indonesiaexpose.co.id

Gianyar, Sabtu  20  Desember  2025       81

Perumda  Air  Minum  Tirta Sewaka Darma 

Denpasar,  Sabtu 20 Desember 2025 Perumda  Air  Minum  Tirta Sewaka Darma   92