Friday , May 3 2024
Home / Bali / Ananda R Mooy : OJK Bali Terus Dorong Perluasan Akses Pembiayaan Petani dan UMKM Melalui KUR

Ananda R Mooy : OJK Bali Terus Dorong Perluasan Akses Pembiayaan Petani dan UMKM Melalui KUR

Denpasar, Minggu 17 Maret 2024

Ananda R Mooy : OJK Bali Terus Dorong Perluasan Akses Pembiayaan Petani dan UMKM Melalui KUR

 

Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Provinsi Bali Ananda R Mooy

 

Bali, indonesiaexpose.co.id – OJK Provinsi Bali terus mendorong perluasan akses pembiayaan bagi petani dan UMKM melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan.

Demikian disampaikan Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Provinsi Bali Ananda R Mooy mewakili Kepala OJK Provinsi Bali dalam Rapat Koordinasi KUR PT BPD Bali dengan tema ‘Optimalisasi Penyaluran KUR Melalui Sinergi dan Kolaborasi – Satu Hati, Satu Kata dan Satu Tindakan’ di Prama Sanur Beach, Denpasar, Sabtu (16/3/2024).

“Kita semua sepakat optimalisasi penyaluran KUR bukan hanya sekadar sebuah tujuan, tetapi sebuah komitmen untuk memberikan manfaat yang maksimal bagi Petani dan UMKM, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara berkelanjutan. Dengan sinergi dan kolaborasi yang kuat, kita dapat mencapai hasil yang lebih baik dan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan,” kata Ananda.

Provinsi Bali memiliki ketergantungan pada industri pariwisata yang tercermin dari porsi PDRB yang didominasi oleh sektor Akomodasi dan Makan Minum sebesar 20,43 persen dan ditunjang juga oleh sektor pendukungnya seperti Transportasi sebesar 9,58 persen. Di sisi lain, terdapat kondisi disparitas kesejahteraan antara Bali Selatan yang merupakan pusat pariwisata dengan wilayah Bali lainnya. Proyek-proyek pariwisata banyak di wilayah Bali Selatan yang semakin membuat jarak kesejahteraan daerah.

Sementara itu, sektor pertanian merupakan sektor dengan sumbangan sebesar 14,06 persen kepada PDRB Bali, namun masih minim pendanaan baik PMA, PMDN, maupun pembiayaan perbankan. Untuk itu, perlu adanya upaya mengurangi ketergantungan pada sektor pariwisata dengan menguatkan sektor unggulan lainnya seperti pertanian. Hal ini sejalan dengan Ekonomi Kerthi Bali yang dicanangkan pemerintah yaitu memanfaatkan potensi yang berasal dari alam, manusia, dan kebudayaan Bali sebagai pilar perekonomian Bali.

Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di Provinsi Bali telah terbentuk lengkap baik di tingkat Provinsi, Kota, dan Kabupaten. Pada tahun ini, terdapat program tematik untuk mendukung sektor pertanian yakni Kredit/Pembiayaan Sektor Prioritas (K/PSP) yang dimaksudkan untuk menciptakan value chain financing dari hulu, on farm, dan hilir dengan asistensi dan pendampingan dari pemerintah daerah serta PUJK.

Pada tahap pra produksi, PUJK terlibat dalam penyediaan sarana produksi pertanian (saprotan) dan penyediaan dan penyewaan alat dan mesin pertanian (alsintan). Selanjutnya pada tahap produksi, petani dapat menikmati kredit dengan skim bayar saat panen yang dapat digunakan untuk belanja pupuk bersubsidi, serta ikut serta dalam AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi) dan AUTS/K (Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau).

Setelah itu pada tahap pasca produksi, petani dan pengepul dapat memanfaatkan program KUR dari bank penyalur KUR hingga Pegadaian, K/PMR, serta dapat menjadi agen laku pandai. Adapun untuk produksi akan disalurkan ke off-taker baik UMKM maupun industri.

Dalam siaran tertulisnya di jelaskan, OJK  mengapresiasi  kerja keras dan upaya PT BPD Bali dalam komitmennya menyalurkan KUR kepada UMKM di Provinsi Bali hingga meraih sejumlah penghargaan dan mencapai target penyaluran KUR sebesar 100 persen di tahun 2023.

Berdasarkan paparan PT BPD Bali, Dana KUR akan disalurkan melalui program Kredit Prioritas Sektor Pertanian (KPSP) yaitu kredit modal kerja/kredit investasi yang diberikan kepada Calon Debitur atau Debitur yang memiliki usaha pada sektor pertanian baik secara langsung maupun tidak langsung dari proses bisnis pra produksi hingga pasca produksi.

Asisten Deputi Pasar Modal Kemenko RI I Gede Edy Prasetya menyampaikan target penyaluran KUR tahun 2024 sebesar Rp300 triliun kepada 1,8 juta target debitur baru KUR, 1,4 juta target debitur graduasi KUR, dan Rp47 triliun subsidi bunga. Selanjutnya pada tahun 2024, kebijakan KUR difokuskan untuk mempertajam ketepatan sasaran penerima KUR yang berfokus pada perluasan penerima baru KUR dan mendorong graduasi debitur KUR dengan suku bunga KUR berjenjang dan pendefinisian jenis kredit yang dapat mengakses KUR kembali.

Melalui sinergi yang kuat antara pemerintah, regulator, PUJK, dan pelaku usaha, diharapkan optimalisasi KUR tidak hanya sebatas peningkatan akses terhadap permodalan, melainkan juga upaya untuk memberdayakan UMKM secara menyeluruh mencakup pendampingan, pelatihan, akses pasar, dan dukungan infrastruktur yang dibutuhkan untuk memastikan UMKM dapat bersaing di pasar global yang semakin kompetitif.

Turut hadir di acara rapat koordinasi di anataranya,  perwakilan BI, Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali, Koordinator Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Provinsi, Kota, dan Kabupaten di Provinsi Bali, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Pertanian seluruh Kota dan Kabupaten di Provinsi Bali, serta jajaran pimpinan PT BPD Bali.

(080)

 

 

175

Check Also

Beli Tiket PEVS 2024 di Aplikasi PLN Mobile, Dapat Diskon Tambah Daya Hingga 60 Persen!

Jakarta,  Kamis  02 Mei 2024 Beli Tiket PEVS 2024 di Aplikasi PLN Mobile, Dapat Diskon …

Tinjau Sosialisasi JKN Goes to Banjar di Kelurahan Serangan, Wawali Arya Wibawa Pastikan Warga Ikut Jaminan Kesehatan Nasional

Denpasar, Kamis 02 Mei  2024   Tinjau Sosialisasi JKN Goes to Banjar di Kelurahan Serangan, …