Mangupura, Jumat 20 September 2024
Jelang Galungan, Ketua GUPBI Bali, Harap harga Babi hidup Stabil dikisaran Rp.50 ribu/kg.
Ketua GUPBI Bali I Ketut Hari Suyasa.
Bali, undonesiaexpose.co.id – Hari raya Galungan jatuh pada Rabu, 25 September 2024 dan sehari sebelumnya pada Penampahan Galungan banyak umat Hindu akan membuat hidangan dari daging babi.
“Untuk menjaga kesediaan daging Babi khususnya di Bali, kami sudah menyampaikan ke para Peternak Babi di Bali, untuk menahan sebagian Babinya tidak dijual seluruhnya keluar Bali, karena besarnya permintaan daging Babi diluar daerah Bali, seperti Sulawesi dan daerah lainnya yang sangat kekurangan pasokan daging babi, yang membuat harga babi naik, Peternak tetap untung, masyarakat masih mampu beli babi untuk menyambut Hari Raya Galungan dan kesediaan babi di Bali tetap terjaga, kata Ketua GUPBI Bali I Ketut Hari Suyasa.
Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali menawarkan pemerintah daerah melakukan konsep tradisi mepatung untuk membeli babi saat Hari Raya Galungan agar peternak tidak dirugikan dengan harga yang rendah.
“Contoh kita minta dilakukan tradisi mepatung massal, konsepnya sederhana jadi hari Penampahan Galungan ini tradisi budaya mempertemukan dua hal, yaitu peternak yang ingin harga babinya mahal dan konsumen yang ingin membeli murah,” jelas Suyasa.
Menurutnya, konsep mepatung yang cocok dilakukan di kalangan pegawai pemerintahan, di mana mereka dapat membeli babi dari peternak dengan harga pokok produksi Rp40.000 per kilogram, kemudian mencari jasa potong yang dibayar Rp3.000 per kilogram, dan setelah ditambah susut 15 persen akan mendapat harga Rp55.000 per kilogram.
Suyasa menyebut hal ini menguntungkan semua pihak, lantaran di pasaran dalam momentum Hari Raya Galungan seperti saat ini harga daging babi naik karena banyak permintaan babi ke luar Bali. Kalau daging babi harganya juga sama naik dari normalnya Rp 70.000 saat ini sudah Rp 90.000 per kilogram.
Sementara itu, jika melarang pengusaha daging babi mengirim daging keluar dari Bali tidak mungkin.
Maka dari itu, ia sudah sempat komunikasi dengan salah satu pengirim atau pembeli babi agar untuk hari raya ini Bali membutuhkan banyak daging babi, sehingga kesediaan stok harus dijaga.
“Kalau keluar Bali per bulan kisaran 15-20 ribu ekor. Saya berharap kita berpikir ketersediaan, saya nggak bisa melarang bisnis orang ya tetapi mengimbau mereka agar stok di Bali kan gede, stok dijaga dulu jangan asal jualan takutnya nanti kita yang di Bali nggak ada stok babi, kacau nanti urusannya,” tutupnya.
(080)