Saturday , July 12 2025
Home / DKI / OJK : Meski Dunia Bergejolak, Sektor Keuangan RI Tetap Stabil

OJK : Meski Dunia Bergejolak, Sektor Keuangan RI Tetap Stabil

Jakarta, Rabu 09  Juli  2025

OJK : Meski Dunia Bergejolak, Sektor Keuangan RI Tetap Stabil

 

 

Jakarta, indonesiaexpose.co.id — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan (SJK) nasional tetap terjaga meskipun tekanan dari ketidakpastian global masih tinggi. Hal ini disampaikan dalam Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK yang digelar pada 25 Juni 2025.

Dalam keterangan tertulis, yang diterima Redaksi Dewannews.com pada, Selasa (08/07/2025), OJK menyebutkan bahwa pelemahan ekonomi global dan peningkatan tensi geopolitik, khususnya di Timur Tengah, menjadi faktor utama yang memengaruhi dinamika sektor keuangan. Perang antara Israel dan Iran, yang diikuti oleh serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran, sempat meningkatkan volatilitas pasar. Namun, ketegangan mereda setelah tercapainya gencatan senjata.

Lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia dan OECD kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk 2025 dan 2026. Ketidakpastian akibat konflik geopolitik dan risiko perdagangan global disebut menjadi hambatan utama bagi pemulihan ekonomi dunia.

Sementara itu, perekonomian domestik menunjukkan ketahanan di tengah tekanan global. Inflasi inti tercatat melandai ke level 2,37 persen (yoy), sedangkan neraca perdagangan pada Mei 2025 kembali mencatatkan surplus. Perbaikan kinerja ekspor pertanian dan manufaktur menjadi kontributor utama yang menutupi penurunan ekspor sektor pertambangan.

Pasar saham domestik terpantau melemah di tengah dinamika global. Pada Juni 2025, indeks harga saham gabungan (IHSG) tercatat turun 3,46 persen secara bulanan (month-to-date/mtd) ke level 6.927,68, dan melemah 2,15 persen sejak awal tahun (year-to-date/ytd). Kapitalisasi pasar juga turun 1,95 persen mtd menjadi Rp12.178 triliun.

Investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp8,38 triliun selama Juni, dengan total net sell sepanjang tahun mencapai Rp53,57 triliun. Sektor yang mengalami pelemahan terbesar adalah sektor industri dan keuangan, sementara sektor transportasi, logistik, serta bahan baku mencatatkan penguatan.

Meski demikian, likuiditas transaksi pasar saham tetap meningkat. Rata-rata nilai transaksi harian pasar saham sepanjang tahun mencapai Rp13,29 triliun, lebih tinggi dibandingkan Mei yang sebesar Rp12,90 triliun.

Di pasar obligasi, indeks ICBI menguat 1,18 persen mtd ke level 414,00. Imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) turun rata-rata 8,26 basis poin. Investor asing mencatatkan net sell Rp7,36 triliun di SBN bulan Juni, meskipun masih mencatatkan net buy Rp42,27 triliun secara ytd.

Sementara di pasar obligasi korporasi, net sell oleh investor asing mencapai Rp0,19 triliun mtd, dengan akumulasi net sell Rp1,40 triliun sepanjang tahun.

Dana Kelolaan dan Pendanaan Pasar Modal

Per akhir Juni 2025, total nilai dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) industri pengelolaan investasi tercatat Rp844,69 triliun, turun 0,19 persen secara bulanan, namun naik 0,87 persen secara tahunan. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana juga tercatat Rp510,15 triliun atau turun 0,31 persen mtd, tetapi tumbuh 2,18 persen ytd.

Penghimpunan dana di pasar modal tetap tumbuh positif. Nilai Penawaran Umum tercatat mencapai Rp142,62 triliun, termasuk Rp8,49 triliun dari 16 emiten baru. Saat ini masih terdapat 13 perusahaan dalam pipeline penawaran umum dengan nilai indikatif sekitar Rp9,80 triliun.

Dalam sektor Securities Crowdfunding (SCF), hingga 30 Juni 2025 tercatat 18 penyelenggara telah berizin OJK, dengan 852 penerbitan efek dari 525 penerbit dan jumlah pemodal sebanyak 182.643. Total dana yang dihimpun melalui SCF mencapai Rp1,60 triliun dan telah teradministrasi di KSEI.

Derivatif dan Bursa Karbon

OJK juga mencatat perkembangan signifikan pada pasar derivatif keuangan. Sejak awal tahun hingga akhir Juni 2025, terdapat 97 pelaku dan 19 penyelenggara yang telah memperoleh izin prinsip. Nilai transaksi derivatif Juni mencapai Rp135,30 triliun, dengan rata-rata harian sebesar Rp6,44 triliun. Volume transaksi dari Januari hingga Juni tercatat 591.381 lot, dengan total nilai akumulatif Rp1.309,09 triliun.

Untuk Bursa Karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga akhir Juni 2025, tercatat 112 pengguna jasa yang telah memperoleh izin. Total volume perdagangan mencapai 1.599.322 tCO2e dengan nilai transaksi Rp77,95 miliar.

Penegakan Hukum dan Perlindungan Investor

OJK terus memperkuat penegakan hukum di sektor pasar modal. Sepanjang 2025, OJK menjatuhkan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp10,78 miliar kepada 14 pihak, mencabut izin perseorangan satu pihak dan dua izin usaha perusahaan efek, serta memberikan peringatan tertulis kepada delapan pihak.

Selain itu, OJK juga menjatuhkan denda sebesar Rp17,45 miliar kepada 251 pelaku usaha jasa keuangan di pasar modal karena keterlambatan pelaporan, serta memberikan 73 peringatan tertulis lainnya. Untuk pelanggaran non-kasus, OJK mengenakan denda Rp100 juta dan 33 peringatan tertulis.

Buyback Saham

Dalam periode 20 Maret hingga 30 Juni 2025, tercatat 43 emiten berencana melakukan pembelian kembali saham (buyback) tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Alokasi dana buyback diperkirakan sebesar Rp22,54 triliun. Hingga akhir Juni, 35 emiten telah merealisasikan buyback dengan nilai total Rp3,38 triliun atau sekitar 14,98 persen dari total alokasi.

(011)

152

Check Also

indonesiaexpose.co.id

Bali, Rabu  09  Juli  2025 107

indonesiaexpose.co.id

Jakarta, Rabu 09  Juli  2025 110