Gianyar, Selasa 30 September 2025
Samskriti Sindhu World Cultures Celebration : Hanya kesadaranlah yang bisa menghasilkan perayaan. Tanpa kesadaran, Tidak ada perayaan
(Guruji Anand Krishna dalam buku AH, Mereguk Keindahan Tak Terkatakan, Pragyaa-Paaramita Hridaya Sutra Bagi Orang Modern)
Bali, indonesiaexpose.co.id – Minggu malam tanggal 27 September 2025 di Anand Ashram Ubud, setelah sekian lama perayaan sebelumnya berlalu, perayaan untuk warga bumi yang disebut Samskriti Sindhu World Cultures Celebration, kembali digelar.
Lebih dari 100 orang memenuhi Boddhicitta Hall, baik yang berasal dari Bali, Jakarta, juga beberapa tamu manca negara. Tepat pukul 18.30 usai duduk hening yang penuh energi feminim di Adi Para Shakti Devi Mandir yang terletak persis di atas Boddhicitta Hall, acara dilanjutkan dengan Fire Purification dan diakhiri dengan Arati. Selanjutnya dengan pemutaran video profile Yayasan Anand Ashram, dan penjelasan dari MC tentang Samskriti Sindhu secara singkat.
Seperti yang telah dijelaskan Guruji Anand Krishna dalam buku Sindhu Samskriti, Sindhu, Shintuh, Hindu, Indus, Indo, Hindia adalah sebuah peradaban tertua di dunia yang masih bertahan hingga saat ini. Peradaban yang sangat agung dan mulia ini membentang dari sebagian negara modern Iran, Afganistan, Pakistan, India, Bangladesh, Bhutan, Nepal, Tibet, Negara-negara di Asia Tenggara, termasuk kepulauan di Nusantara hingga perbatasan Australia. Kita semua mewarisi akar budaya yang sama, peradaban yang sama, filsafat hidup atau Dharma yang sama yang bersifat Sanatana, Sama, Langgeng, Abadi.
Sebagaimana yang sering Guruji ingatkan, kita putra putri Sindhu hendaknya bangga sebagai pewaris sebuah budaya luhur yang membebaskan kita dari fanatisme, dari kebiasaan melihat penganut kepercayaan lain lebih rendah dari kita, dan mengajarkan kita untuk tidak hanya menghormati tetapi mengapresiasi segala perbedaan. Sebagai putra putri Sindhu, kita juga harus bangga sebagai pewaris sebuah budaya luhur yang membebaskan kita dari segala macam dogma, doktrin, dan rasa takut akan api neraka karena kita bertanggung jawab atas setiap perbuatan kita lewat Hukum Karma atau Sebab Akibat, dan dalam doa kita sehari-hari kita tidak hanya mengharapkan kebaikan bagi umat kita saja tetapi bagi seluruh umat manusia.
Persembahan malam itu dimulai dengan tari dan lagu yang mengekspresikan kekayaan budaya Sindhu, baik yang ada di Nusantara, mulai dari Sumatra sampai Papua dan juga Persia, serta India. Pengisi acara adalah anak-anak dari One Earth School (Yayasan Pendidikan Anand Krishna), para peserta dari Anand Krishna Center Singaraja, Tabanan, serta peserta tamu dari Perancis. Selanjutnya, tim musik dari Youth Anand Ashram bersama seluruh peserta menyanyikan lagu We are Family, yang berisi ajakan untuk membangun dunia berdasarkan Peace, Love and Harmony, bahwa kita semua berada di atas satu bumi, di bawah satu langit, dan sebagai satu umat manusia dari manapun kita berasal, apapun keyakinan kita, kita adalah satu keluarga besar.
Perayaan Samskriti Sindhu World Culture, bukanlah perayaan biasa dimana para penari dan penyanyi melakukan performance dan yang lainnya hanya menonton. Setiap nyanyian maupun tarian adalah sebuah persembahan untuk Dia Hyang satu adanya, entah kita menyebutnya Tuhan, Widhi, atau sebutan apapun lainnya.
(071)