Denpasar, Senin 21 September 2020
Kredit Perbankan triwulan III-2020 di Bali, meningkat 2,58 persen dari triwulan II -2020
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam acara Obrolan Santai BI Bareng Media (OSBIM), di Sanur, Denpasar -Bali, Senin (21/9/2020).
BALI, INDEX – Memasuki tatanan kehidupan normal baru di triwulan III 2020, kredit perbankan di Bali mulai menunjukkan peningkatan yang bersumber dari kredit modal kerja. Dari sisi lapangan usaha, peningkatan kredit bersumber dari kredit perdagangan dan akmamin (akomodasi, makan, dan minum).
Sementara, dari sisi lapangan usaha peningkatan kredit perbankan bersumber dari kredit sektor perdagangan dan akomodasi makan dan minum.
“ Di tengah kondisi pandemi COVID-19, kredit perbankan di daerah setempat memasuki triwulan III 2020 mulai menunjukkan peningkatan,” tutur Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam acara Obrolan Santai BI Bareng Media (OSBIM), di Sanur, Denpasar -Bali, Senin (21/9/2020).
Tresno menjelaskan, Kredit perbankan di triwulan III-2020 tumbuh 3,32 persen (yoy) dengan nilai Rp104,61 triliun. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan data triwulan II-2020 yang tumbuh 2,58 persen persen (yoy) dengan nilai Rp103,51 triliun.
“ Peningkatan kredit tersebut, bersumber dari kredit modal kerja yang tumbuh 5,48 persen (yoy). Sedangkan penggunaan kredit untuk investasi dan konsumsi, cenderung menurun dibandingkan saat triwulan II-2020,” sambungnya.
Lebih lanjut Trisno menyampaikan bahwa Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga kebijakan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada September 2020, di angka 4%. Keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, di tengah inflasi yang diperkirakan tetap rendah.
Sebelumnya, BI telah empat kali menurunkan suku bunga, yaitu pada Februari, Maret, Juni, dan Juli 2020, masing-masing sebesar 25 bps.
Menurutnya, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19, Bank Indonesia menekankan pada jalur kuantitas melalui penyediaan likuiditas, termasuk dukungan kepada Pemerintah dalam mempercepat realisasi APBN tahun 2020.
Bentuk dukungan BI dalam mempercepat realisasi APBN, antara lain melalui pembelian SBN di pasar perdana. Hingga 15 September 2020, BI telah membeli SBN di pasar perdana melalui mekanisme pasar sebesar Rp 48,03 triliun.
Selain itu, BI juga melakukan pembagian beban dengan pemerintah untuk pendanaan non public goods – UMKM yang telah direalisasikan sebesar Rp 44,38 triliun.
“ Sebelumnya pemerintah menempatkan dana pada 15 bank umum mitra untuk mendukung kebijakan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada pelaku usaha korporasi padat karya. Penempatan dana perbankan tersebut berupa penjaminan kredit modal kerja dengan plafon Rp 10 miliar sampai dengan Rp 1 triliun,” pungkas Tresno.
(080)