Lumajang, Kamis 14 Juli 2022
Wagub Bali Cok Ace dan Bupati Lumajang Teken Prasasti Pura Ulun Ranu Pane Lumajang
Bali, indonesiaexpose.co.id – Wakil Gubernur Bali Prof. Tjok Oka Sukawati (Cok Ace) bersama Bupati Lumajang H. Thoriqul Haq teken prasasti Pura Ulun Ranu Pane Lumajang.
Wagub Bali didampingi Ny. Tjok Putri Hariyani Ardhana Sukawati dan sejumlah Kepala OPD Provinsi Bali merasa terharu atas pembangunan wantilan Pura Ulun Ranu Pane dan pelataran jaba sisi (halaman luar) pura yang nampak sudah rapi dengan penataan paving dan tanaman, lengkap dengan gapura yang kokoh.
“Keinginan dan rencana untuk membenahi pelataran jaba sisi pura dan membuatkan satu wantilan yang nantinya sebagai tempat pemedek berteduh jika turun hujan dan untuk beristirahat, baru setahun yang lalu saya utarakan kepada Bupati Lumajang H. Thoriqul Haq, namun saat ini saya lihat sudah tertata rapi, indah dan juga bersih. Sungguh luar biasa, ini menunjukkan adanya kesamaan visi antara Pemerintah Daerah Bali dengan Pemerintah Kabupaten Lumajang,” jelas Wagub Cok Ace saat upacara pemelaspasan sekaligus penandatanganan prasasti, peletakan batu dasar pembangunan wantilan sekaligus piodalan Pura Ulun Ranu Pane, di Lumajang, Jawa Timur, Kamis (14/7/2022).
Dipaparkan Wagub Cok Ace, apa yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Lumajang sudah sejalan dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, dimana terdapat enam (6) point’ utama yang diterapkan dalam membangun Bali.
Keenam point yang dijabarkan antara lain Atma Kertih yakni sebuah konsep menjaga hubungan baik antara manusia dengan Hyang Pencipta terutama dalam upaya mewujudkan upacara piodalan yang dilaksanakan minimal setahun sekali untuk mengimbangi pembangunan fisik pura.
Yang kedua adalah Jana Kertih yakni manusia sebagai makhluk pribadi harus mampu melakukan penyeimbangan antar pikiran dan perasaan agar tumbuh harmonisasi dalam hidup, baik itu dengan sesama makhluk dan juga alam semesta.
Yang ketiga adalah Jagad Kertih dimana manusia sebagai makhluk sosial diharapkan mampu menjaga integritas dan sinergitas hubungan persaudaraan baik antara masyarakat Bali dengan masyarakat Lumajang.
Yang keempat adalah Danu Kertih dimana kita semua wajib turut serta melakukan pengelolaan agar danau yang ada di sekitar pura bisa berfungsi dan bermanfaat bagi masyarakat setempat. Oleh sebab itu dalam rangka menjaga kesucian tempat dan lingkungan sekitar maka perlu dilakukan upacara pakelem.
Yang kelima adalah Wana Kerthi yang mengisyaratkan kita sebagai makhluk Tuhan paling sempurna diantara yang lain mampu berperan serta menjaga dan melindungi kawasan hutan agar tetap hijau dan lestari.
Sedangkan yang keenam adalah Segara Kertih yang memiliki makna agar kita semua menjaga lingkungan dan kebersihan sungai atau laut.
Ditambahkan Wagub Cok Ace, letak Pura Ulun Ranu Pane yang berdekatan dengan masjid penduduk setempat, diharapkan tetap damai dan rukun, tanpa harus bergesekan. Karena hanya dengan rukun dan hidup saling berdampingan penuh toleransi lah kita akan dapat fokus membangun wilayah domisili kita.
“Jangan sampai kita terpecah belah hanya karena hal kecil. Jika terdapat satu permasalahan, marilah kita duduk bersama dan bertukar pendapat sehingga tidak akan ada satu orangpun yang mampu memecah kedaulatan dan keutuhan kita bersaudara,” tanadas Wagub Cok Ace.(Adv)