Gianyar, Jumat 19 Mei 2023
Proses Runtutan Upacara Pitra Yadnya dari Semenjak Orang Meninggal
Bali, indonesiaexpose.co.id – Umum mengenal upacara Pitra Yadnya Ngaben sebagai upacara pembakaran jenazah bagi umat Hindu, namun tidak banyak tahu bagaimana runtutan upacara Ngaben itu.
Untuk itu media Indonesiaexpose ini mohon pencerahan kepada penglingsir Geria Gede Kawan Gianyar Ida Bagus Rai Djendra atau sering dipanggil Kakyang Rai, Rabu, 17 Mei 2023 di Gerianya.
Kakyang Rai memaparkan upacara Pitra Yadnya Ngaben yang dilaksanakan di Bali sesuai Tradisi Desa Adat masing-masing Wilayah, pada intinya sbb:
A. Mekingsan:
1. Mepasah Jenasah dilaksanakan sebelum ada Dewasa Ngentas.
2. Mependem (Mengubur) Jenasah. 3. Mekingsan di Geni, dilaksanakan sambil menunggu Dewasa Pengabenan dalam waktu dekat yang ditentukan oleh Desa Adat.
B. Sawa Prateka / Pelebon/ Ngaben – Termasuk Asthi Widana ( Nganyut) :
1. Sawa Widana, pengabenan /pembakaran jenasah atau tulang belulang yang masih bisa diketemukan.
2. Swastha, pengabenan/ pembakaran dengan menggunakan simbol jenasah atau tulang belulang yang tidak bisa diketemukan.
3. Sawa Pranawa ( Nyawa Pranawa): adalah jenis upacara Pitra yadnya yang dilaksanakan dengan sederhana akan tetapi tetap bermakna Utama, dimana Sawa Preteka hanya dilakukan di Setra ( Kuburan).
C. Atma Widana.
Upacara Yadnya Pengembalian Sang Atman dari Bhur Loka -Bhuah Loka -ke Swah Loka, yang diikuti dengan upacara Mendak Nuntun/Ngelinggihan Dewa Hyang atau Mendewatakan, ada beberapa jenis tingkatan, namun tetap semuanya mempunyai makna yang sama-sama Utama:
1. Ngeroras ( Ngangseng, Nyekah Kurung ). 2. Memukur (Meligia Punggel). 3. Meligia Lajur ( Maha Tinggi/Mulia). 4. Ngeluwer ( Tertinggi / Termulia).
Kakyang Rai menegaskan, “sesuai info sejarah bahwa yang pernah melakukan upacara Ngeluwer ini adalah Kerajaan Majapahit di Jawa dan Kerajaan Ide Dalem Semare Pure di Klungkung -Bali,” tutup Kakyang Rai.
(072)