Denpasar, Senin 14 Oktober 2024
Sari Galung Anggota DPRD Bali : Pentingnya Edukasi Masyarakat pada Penanganan Stunting
Anggota Komis IV DPRD Bali Ni Wayan Sari Galung, S.Sos.,(kiri) dari Fraksi PDI Perjuangan
Bali, indonesiaexpose.co.id – Anggota Komis IV DPRD Bali Ni Wayan Sari Galung, S.Sos., dari Fraksi PDI Perjuangan menyampaikan rasa syukurnya kepada Tuhan Yang Mahakuasa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas nikmat yang diberikan kepadanya menjadi Anggota DPRD Provinsi Bali .
” Saya mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kota Denpasar, khususnya para pendukungnya yang telah memilih dirinya menjadi wakil rakyat di Provinsi Bali periode 2024-2029,” terang Sari Galung saat ditemui di Warung Sari miliknya di Denpasar-Bali, Senin (14/10/2024).
Ditanya tentang kesehatan, anggota Komisi IV DPR Bali Sari Galung mengajak masyarakat memperhatikan pola asupan makan, gizi, kebersihan lingkungan, dan usia menikah, untuk mengantisipasi peningkatan kasus stunting di Kota Denpasar, Prov.Bali.
“Banyak faktor penyebab stunting muncul. Edukasi ke masyarakat penting terus dilakukan agar paham dan bisa diantisipasi sejak awal,” papar Sari Galung.
Menurutnya, generasi muda juga harus memperhatikan kembali usia matang ketika menikah dan tidak melahirkan pada usia terlalu tua untuk mencegah kendala dalam proses persalinan.
Hal itu, katanya, juga berdampak pada prevalensi stunting anak atau mencegah bayi lahir prematur yang berpotensi stunting karena rahim yang lemah.
Ia mengatakan idealnya perempuan menikah di usia 21 tahun dan melalui tahapan skrining dan pendidikan pernikahan dan pendidikan kesehatan calon pasangan di puskesmas.
“Tugas kita semua untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat Denpasar khususnya,” jelasnya.
Ia mengatakan stunting itu sangat memengaruhi masa depan anak. Dalam skala lebih luas, ini akan memengaruhi masa depan bangsa. Karena itu, seluruh elemen bangsa mempunyai kepentingan mewujudkan Bali bebas stunting.
Untuk menyelesaikannya, kata dia, penanganan stunting harus dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor terkait.
Dalam hal ini, upaya percepatan penurunan stunting bukan saja tanggung jawab Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai ketua pelaksana, melainkan perlu melibatkan semua pemangku kepentingan.
“Ini adalah tugas kita semua untuk membantu upaya percepatan penurunan stunting. Ingat, stunting berisiko terjadinya lost generation, sebuah gambaran potensi anak-anak yang hilang akibat kondisi gizi buruk. Sehingga, saat sekolah mereka mengalami penurunan kemampuan berpikir cerdas. Ini berbahaya bagi keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Stunting merupakan ancaman negara. Kita harus bersama-sama memeranginya,” kata Sari Galung.
Menurutnya, kalau stunting memiliki dampak jangka pendek berupa terganggunya perkembangan otak, kecerdasan berkurang, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
“Dalam jangka panjang, stunting berdampak menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar. Kemudian, menurunnya kekebalan tubuh, sehingga mudah terpapar penyakit. Meningkatnya risiko memiliki penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung, pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua,” papar Sari Galung yang juga pernah jadi anggota DPRD Kota Denpasar.
Sedangkan terkait masalah pendidikan , Sari Galung menjelaskan yang kerap jadi sorotan masyarakat carut marut setiap tahun tatkala musim PPDB,
“ Kalau dibenahi memang sudah berjalan dengan bagus, kadang anak-anak kan suka sekolah favorit, tetapi dari pihak Pemerintah memang sudah menyediakan sekolah untuk bisa menampung lulusan baru yang melanjutkan. Sayangnya ada beberapa sekolah yang didirikan pemerintah sepi peminat. Padahal pemerintah sudah menyediakan dan sudah memberikan Fasilitas Sekolah yang setara fasilitasnya dengan sekolah lain, tapi tetap sepi peminat seperti Sekolah SMA Negeri 10 Denpasar,” tutupnya.
(080)