Gianyar , Selasa 23 Juli 2019
Hanging Garden of Bali : Peduli Lingkungan sediakan Rp. 1 miliar, ” International Flower Competition 2019″
Acara Press Conference International Flower Competition by Hanging Gardens of Bali ,di Ubud-Bali, Senin (22/7/2019).
BALI, INDEX – ” Hanging Gardens of Bali ” mengajak masyarakat Indonesia, khususnya di Bali, untuk lebih peduli dengan lingkungan hidup dengan cara memiliki dan merawat taman bunga di rumah mereka lewat kompetisi unik bertajuk “International Flower Competition 2019”.
“Hanging Gardens of Bali” adalah Hotel dengan panorama pemandangan alam dan perbukitan yang terletak di kawasan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.
Nir Peretz selaku Owner Hanging Gardens of Bali mengatakan, gagasan diadakannya kompetisi ini berawal dari keprihatinan terhadap tingginya sampah plastik di Bali dan akan semakin mengkhawatirkan jika tidak dibatasi penggunaan plastik di masyarakat.
“Kompetisi yang diselenggarakan di Bali ini, merupakan even kompetisi yang pertama di Indonesia.Berbagai cara dilakukan untuk menghijaukan, mempercantik, serta memperindah Pulau Dewata oleh masyarakat dimulai dari hal kecil, yaitu menanam bunga dan merawat taman hingga menjadikannnya sebuah taman bunga kecil nan asri,” ungkap Nir Peretz , di acara Press Conference International Flower Competition by Hanging Gardens of Bali ,di Ubud-Bali, Senin (22/7/2019).
Menurutnya, perbedaan antara IFC dengan event bunga lainnya adalah kompetisi yang ia kelola mengajak masyarakat umum dan bukan ahli kebun, masyarakat diajak untuk mengubah dan berperan terhadap lingkungan sekitar, hal itu pula yang menjadi salah satu alasan mengapa kompetisi ini mengajak peserta untuk menanam bunga di halaman rumah, karena itu yang menjadi tujuan utamanya ingin mengajak masyarakat untuk merawat bunga, menjaga lingkungan, agar tetap hijau dan nyaman dan indah.
“Sengaja kami siapkan hadiah 1 miliar bagi pemenang juara 1 untuk memotifasi kepada yang lain agar peduli kepada lingkungannya, serta bisa mengubah kehidupan orang-orang disekitarnya, untuk lebih meningkatkan kecintaan pada lingkungan,” jelas Nir Peretsz.
Dari 185 peserta, hanya 10 finalis saja yang lolos ke Grand Final. Ke-10 finalis diantaranya, Juara 1 Nyoman Hendrawan,Juara 2 Wayan Sanglah, Juara 3 Agus Wisnu,Juara 4 Ketut Swastawa, Juara 5 Ketut Ragawa,Juara 7 Astiti Rahayu,Juara 8 Made Barto,Juara 9 Komang Winda, Juara 10 Putu Desi.
Nyoman Hendrawan, peraih hadiah utama sebesar Rp1 miliar di kompetisi “International Flower Competition 2019”.
Acara yang di gelar pada 29 Juni 2019 lalu itu dihadiri pula oleh juri lainnya, yaitu Puja Astawa (komedian Bali), Zsa-Zsa Yusharyahya (pembawa acara berita di salah satu stasiun TV Indonesia), dan I Nyoman Nuarta (seniman).
Adapun pemenang utama acara ini, Nyoman Hendrawan, mendapatkan hadiah utama sebesar Rp1 miliar. Pemenang 2-10 mendapatkan uang tabungan sebesar hingga Rp5 juta dari Bank Mandiri dan juga beberapa vouchers menginap, makan, tiket pesawat, dan lain-lain dari sejumlah sponsor dari kalangan perhotelan.
” Saya sangat senang sekali mendapatkan hadiah sebesar itu, menghias halaman rumah dengan ragam bunga yang cantik serta membudidayakan lebah di selah-selah bunga yang beraneka ragam bukan karena ada lomba yang mendapatkan hadiah, melainkan memang hobi sejak kecil bersama keluarganya,” ungkap Nyoman Hendrawan, pemenang utama yang mendapatkan hadiah Rp 1 Miliyar saat dikonfirmasi.
Lanjutnya, membuat taman di halaman rumah memang hobi saya dan keluarga saya, bukan karena ada lomba yang hadiahnya besar, salah satu tujuan saya hobi membuat taman dirumah untuk mengimbangi alam agar tetap hijau dan nyaman, karena ya menajdi ancaman terbesar kedepannya adalah sampah plastik.
Mengenai hadiah Rp1 miliar, Nir menjelaskan hal itu dilakukan untuk mengubah hidup seseorang dan orang itu juga diharapkan turut ikut mengubah kehidupan orang-orang disekitarnya.
” Kompetisi ini akan diadakan kembali tahun depan dengan melibatkan Sekolah Dasar (SD) sebagai partisipannya. Seperti tujuannya, Nir Peretz berharap dengan adanya acara ini, kita semua jadi lebih memperhatikan lingkungan dan membuatnya lebih indah,” tutup Nir Peretz .
(010)