Denpasar, Sabtu 07 Maret 2020
Diskominfos Bali : Era digital saat ini Anak dibekali pemahaman informasi dari medsos untuk menjadi Filter bagi diri sendiri
Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kominfo, Wiryanta Muljono didampingi Kabid Informasi Komunikasi Publik Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Bali Ida Bagus Agung Ludra di acara diskusi publik di Denpasar-Bali, Sabtu (7/3/2020).(foto/indonesiaexpose.co.id/080)
BALI, INDEX – Diskominfos Bali bersama Kementerian Kominfo mengadakan acara Forum Diskusi Publik, Implementasi Informasi Ramah Anak dalam Mewujudkan Kota Layak Anak yang berlangsung di Aula Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali di Denpasar pada Sabtu, 7 Maret 2020.
Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Kominfo Wiryanta mengatakan, dua hal yang menjadi hak dasar anak yakni, pendidikan dan kesehatan.
“Contoh kota layak anak salah satunya menyediakan informasi ramah anak, yaitu informasi yang berdampak positif terhadap pertumbuhan anak,” kata Wiryanta saat ditemui di gedung Disdikpora Provinsi Bali, Sabtu,( 7/03/ 2020).
Menurutnya, untuk mewujudkan desa/kelurahan ramah anak tentunya harus diawali dengan membentuk FAD di masing-masing desa/kelurahan. Sehingga dalam membentuk desa/kelurahan ramah anak mendapat masukan dari anak. Sehingga kedepannya di setiap desa/kelurahan dapat terwujud Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM).
” Sampai saat ini masih ada 97 Kabupaten/Kota di Indonesia yang belum memenuhi persyaratan sebagai kota layak anak. Kegiatan yang dilakukan di Bali, dikatakan Wiryanta, dijadikan benchmark sebagai tolok ukur bagi daerah lain,” ungkapnya.
Lanjut Wiryanta, Seluruh Kabupaten/Kota di Bali telah memenuhi standar sebagai kota ramah anak. Yang perlu dilakukan adalah meningkatkan standar.
Dalam kegiatan yang digelar di gedung pertemuan Disdikpora Provinsi Bali, ratusan siswa tingkat SMP dan SMA di Bali diajak berdiskusi tentang berbagai informasi. Termasuk informasi terkait virus corona covid-19 yang saat ini tengah menjadi isu.
Sementara itu Kepala Bidang Informasi Komunikasi Publik Diskominfos, Ida Bagus Agung Ludra menambahkan, informasi kepada anak harus diberikan secara benar dan dalam bahasa yang mudah dipahami. Terkait membanjirnya informasi siap virus yang ditemukan di Wuhan, China itu, kata Ludra, anak-anak diberikan pemahaman tentang informasi gang benar dan hoaks.
“Hoaks (virus corona)bitu bukan hanya terjadi di Bali atau nasional, tapi sudah mendunia dan berpengaruh ke setiap aspek kehidupan. Itu yang harus diluruskan,” sambung Ludra.
Literasi digital dan literasi media, menurut Ludra, juga menjadi hal pokok yang perlu dimiliki anak-anak. Dengan banyak literasi positif yang diterima, anak-anak memiliki filter untuk membedakan informasi yang sahih dan bukan konten dusta.
Ludra menyebutkan, di era digital saat ini, hampir 92 persen informasi berasal dari medsos. Maka dari itu, anak-anak perlu dibekali pemahaman untuk menjadi filter bagi diri mereka sendiri maupun lingkungannya.
Sementara, terkait kegiatan Kementerian dan Lembaga (K/L) yang diadakan di Bali, menunjukkan bahwa Bali tetap aman dikunjungi di tengah isu virus corona covid-2019.
“Selama ini kami telah rutin melakukan literasi digital ke berbagai kabupaten/kota di Bali. Tujuannya tentu untuk memberikan pemahaman pada masyarakat agar mau dan sadar untuk mengkaji informasi yang diterima. Setelah dikaji, kalau informasinya benar, barulah di-share,” tutupya.
Forum diskusi publik yang digelar di Aula Dinas Pendidikan Provinsi Bali itu selain diisi tanya jawab para pelajar dengan narasumber, juga dimeriahkan dengan kuis berhadiah, hingga praktik cara mencuci tangan yang benar.
(080)