Tuesday , July 1 2025
Home / Bali / Bank  Indonesia , Dukung  Digitalisasi  Pembayaran dan Web Pasar se Bali

Bank  Indonesia , Dukung  Digitalisasi  Pembayaran dan Web Pasar se Bali

Tabanan, Kamis  24  September  2020

 

Bank  Indonesia , Dukung  Digitalisasi  Pembayaran dan Web Pasar se Bali

 

 

BALI,  INDEX  –  Dalam rangka mendorong Bali Bangkit, kebijakan ekonomi dilakukan dengan adaptasi masyarakat dari konvensional menjadi serba digital termasuk dalam cara berjualan dan bertransaksi. Hal itu disampaikan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, dalam kegiatan Digitalisasi Pembayaran dan  soft-launching Web Pasar Provinsi Bali,  di Bedugul, Kab.Tabanan – Bali, Kamis (24/9/2020).

 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menjelaskan, semua tentu sepakat bahwa seluruh pihak khususnya Pemerintah saat ini masih berfokus pada upaya menjaga kesehatan manusia dari penularan Covid-19 sekaligus mendorong geliat perekonomian melalui penerapan protokol tatanan kehidupan era baru dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan SE Gubernur No. 3355 Tahun 2020.

 

Dari sisi kesehatan, kebijakan tersebut meliputi jaga jarak (physical distancing), tidak berkumpul ramai-ramai (social distancing), hingga penggunaan masker bagi seluruh masyarakat saat beraktivitas di luar rumah. Sedangkan dari sisi ekonomi, kebijakan tersebut meliputi adaptasi masyarakat dari konvensional menjadi serba digital termasuk dalam cara berjualan dan bertransaksi.

 

“Sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan dan pemulihan ekonomi tersebut, saya sangat mengapresiasi Bank BRI yang telah mempersiapkan serta menyelenggarakan soft-launching Web Pasar pada hari ini,” tutur Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Bali, Trisno Nugroho melalui siaran tertulisnya, Kamis (24/9/2020).

 

Turut hadir dalam acara tersebut Gubernur Provinsi Bali, Wayan Koster, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Ananda R. Mooy, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Regional 8 Balinusra, Didit Okta Pribadi, Kepala Kebun Raya Bali, Ida Bagus Ketut Subagia, Pemimpin Wilayah BRI Denpasar, I Wayan Adi Astrawa, Camat Baturiti, I Made Mudita, Kepala Desa Candikuning, I Putu Eka Saputra, Pengelola Pasar Mertasari, serta seluruh stakeholder terkait lainnya.

 

Lanjut Trisno, Bank Indonesia sangat mendukung perluasan digitalisasi diseluruh aspek kegiatan ekonomi masyarakat termasuk pasar-pasar tradisional. Perluasan digital ini akan berhasil apabila terdapat kerjasama yang baik antara Bank Penyelenggara, Bank Indonesia, OJK, Pemerintah Daerah Provinsi dan Kota/Kabupaten di Bali, serta masyarakat sebagai pelaku dan pengguna. Kerjasama yang baik ini terbukti dari jumlah pasar yang telah tergabung saat ini sebanyak 140 pasar diseluruh Bali dengan total 2.398 pedagang.

 

Menurutnya, selama pandemi Covid-19, pasar sebagai jantung kegiatan ekonomi jual beli di mana keramaian manusia sulit terhindarkan pun terkena imbasnya. Dengan pembatasan sosial yang dilakukan dan meningkatnya urgensi faktor contactless, cleanliness, health, safety and environment sustainablity (CCHSE), masyarakat kini cenderung lebih berhati-hati dan beralih ke segala sesuatu serba digital. Kehati-hatian ini tercermin juga dari perilaku belanja kebutuhan sehari-hari yang tadinya umumnya belanja secara fisik ke pasar namun ditengah pandemi ini pilihan belanja fisik menjadi berkurang dan cenderung dihindari.

 

Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan transaksi melalui platform e-commerce yang pada Juli 2020 tercatat 38% lebih besar dibandingkan dengan sebelum pandemi (posisi Februari 2020), dengan perubahan pola pembelian produk esensial dari offline ke online.

 

Dari perubahan pola perilaku tersebut, digitalisasi melalui web pasar ini merupakan salah satu cara terbaik untuk terus mendorong roda ekonomi di sektor perdagangan termasuk pasar-pasar tradisional agar tetap berputar. Konsep besar digitalisasi pasar ini meliputi pemanfaatan online platform, penggunaan kurir daring, penggunaan cara pembayaran nontunai, dan penurunan mobilitas dan aktivitas sosial di ruang publik.

 

Selain memudahkan proses transaksi dan meningkatkan layanan kepada masyarakat, digitalisasi juga memudahkan pendataan, data transaksi yang secara otomoatis tercatat dapat dijadikan sebagai acuan data omzet bagi pedagang, sedangkan data harga komoditas yang tercipta juga kedepan akan sangat bermanfaat bagi Pemerintah Daerah serta Bank Indonesia dalam memonitoring tingkat inflasi.

 

Saat ini pasar-pasar di Bali sudah mulai beradaptasi dengan menyediakan layanan digital di mana pembeli dapat melakukan belanja di pasar-pasar tersebut dari rumah hanya dengan smartphone. Dan salah satunya adalah melalui program web pasar dari Bank BRI ini. Oleh karena itu, Bank Indonesia sangat mendukung program web pasar yang merupakan program nasional BRI ini guna memfasilitasi pasar-pasar tradisional untuk dapat eksis secara online dan bertahan dimasa pandemi, di mana seluruh proses bisnisnya mulai dari pemesanan hingga pembayaran dapat dilakukan secara digital melalui pemanfaatan website hingga aplikasi messaging seperti whatsapp. Model bisnis web pasar ini juga sekaligus mengintegrasikan layanan logistik, e-commerce dan digital marketing hingga pembayaran digital berbasis QR Code / QRIS. Dengan adanya digitalisasi secara end-to-end seperti program web pasar ini diharapkan semakin dapat membangkitkan aktivitas pedagang pasar dan UMKM di Bali karena jangkauannya akan semakin luas serta membangkitkan perekonomian Bali.

 

Selain itu, program ini juga sejalan dengan program Pemerintah Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang di luncurkan oleh Bapak Presiden pada 14 Mei 2020 lalu, dimana salah satu tujuannya adalah agar lebih banyak UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital dengan target tambahan berupa 2 juta UMKM melakukan transaksi digital. Tentunya ini bisa dicapai jika akseptansi dan penggunaan digitalisasi tersebut terus didorong di seluruh kalangan masyarakat

 

Web pasar ini sekali lagi menunjukkan bahwa kebijakan Bank Indonesia bertajuk QRIS ternyata telah menjadi salah satu solusi untuk bertransaksi aman dan sehat ditengah pandemi Covid-19. QRIS bersifat contactless serta mampu meminimalisir transaksi tatap muka dan mendukung physical distancing. QRIS juga sangat mudah diterapkan diseluruh sektor ekonomi terutama sektor perdagangan retail seperti pasar karena sangat CEMUMUAH (Cepat, Mudah, Murah, Aman dan Handal). Kami meyakini QRIS dan berbagai inovasinya dapat diterapkan oleh seluruh pedagang pasar dan UMKM di Bali.

 

Berdasarkan data, jumlah merchant yang menyediakan fasilitas pembayaran QRIS di Provinsi Bali hingga 18 September 2020 tercatat sebanyak 132.147 merchant, meningkat hingga 419% dibandingkan dengan awal tahun 2020. Dimana 107% dari jumlah merchant QRIS tersebut terbentuk selama masa pandemi sejak Maret 2020.

 

Selain itu untuk semakin membangkitkan roda perekonomian ditengah pandemi ini, Bank Indonesia juga memperpanjang kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS sebesar 0% yang semula berlaku sampai dengan September 2020 menjadi akhir Desember 2020. Kebijakan tersebut berlaku untuk segmen merchant usaha mikro dan merchant sosial keagamaan. Hal ini diharapkan dapat meminimalkan transaction cost oleh merchant UMKM yang sangat terdampak dengan adanya penurunan kinerja ekonomi di Bali.

 

“Apresiasi sekali lagi kami sampaikan kepada Pemerintah Provinsi dan Kota/Kabupaten se-Bali yang telah senantiasa mendorong pemulihan ekonomi Bali,” jelasnya.

 

Tidak lupa apresiasi pihaknya sampaikan juga kepada Bank BRI yang terus berinovasi dan tanpa henti-hentinya mendukung Bank Indonesia dalam percepatan perluasan QRIS di Provinsi Bali.

 

“Kepada para pengelola dan pedagang pasar agar selalu optimis menghadapi kondisi saat ini, terus semangat berinovasi dan berlomba mengambil alih peluang yang ada,” tandasnya.

(078)

566

Check Also

Renungan Joger

Bali, Selasa  01  Juli  2025 Renungan  Joger 66

Pembiaran Berujung Kasus

Denpasar, Senin  30  Juni  2025 Pembiaran Berujung Kasus   Akademisi Universitas Udayana, Prof. Made Arya …