Tuesday , July 1 2025
Home / DKI / Novita  Dorong Pemerintah  Serius Tangani  Kelebihan Produksi Semen

Novita  Dorong Pemerintah  Serius Tangani  Kelebihan Produksi Semen

Jakarta, Minggu  26  Januari  2025

Novita  Dorong Pemerintah  Serius Tangani  Kelebihan Produksi Semen

 

Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini. Foto : Istimewa

 

Jakarta , indonesiaexpose.co.id   – Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini menilai sektor semen hingga kini belum sepenuhnya terintegrasi ke dalam sistem hilirisasi, sehingga ekspor produk semen masih berupa bahan mentah. Terobosan-terobosan strategis di sektor IKFT tersebut menjadi sangat penting guna mendorong tercapainya Astacita Presiden Prabowo dengan pertumbuhan ekonomi 8 persen.

“Saat ini, over (kelebihan) kapasitas produksi semen sehingga menyebabkan penjualan semen dengan harga murah menjadi tantangan besar bagi industri ini. Tanpa hilirisasi yang jelas, kontribusi sektor semen terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi tidak mampu berkembang, lantas bagaimana industri ini dapat berkontribusi dalam peningkatan PDB,” ujar Novita dalam keterangan tertulis kepada Parlementaria di Jakarta, Sabtu (24/1/2025).

Menurut dia, tantangan menuju tercapainya Astacita dengan pertumbuhan ekonomi 8 persen perlu dilakukan dengan komitmen dan terobosan oleh Dirjen IKFT terkait bagaimana menumbuhkan sektor manufaktur yang berkelanjutan atau tidak prematur.

Dengan anggaran yang terbatas, ia menekankan perlunya alternatif pendanaan lain untuk mendukung program pengembangan industri, pendidikan vokasi, dan pemberdayaan Industri Kecil Menengah (IKM), khususnya di daerah pemilihannya, sehingga mampu mendorong kualitas pertumbuhan manufaktur-manufaktur di daerah.

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini tak menampik bahwa anggaran yang berkurang memang menjadi tantangan tersendiri, tetapi solusi seperti kolaborasi lintas sektor atau pendanaan alternatif perlu dicari untuk memastikan hilirisasi tetap berjalan dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Untuk itu, dia berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian lebih pada penguatan hilirisasi dan pengembangan industri yang berkelanjutan, sehingga pertumbuhan ekonomi yang inklusif dapat terwujud.

Pasalnya, sambung dia, penguatan hilirisasi industri dan pemberdayaan sektor manufaktur masih menjadi tantangan besar untuk mencapai target potensi pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen.

Selain itu, dia menyebutkan terdapat penurunan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB dari 22 persen menjadi 21 persen sejak 2022.

“Hal ini mengindikasikan perlunya langkah konkret untuk mendorong utilitas sektor manufaktur agar dapat kembali menjadi motor penggerak ekonomi,” tutupnya.

(02)

411

Check Also

indonesiaexpose.co.id

Jakarta, Minggu  29  Juni  2025 96

indonesiaexpose.co.id

Bali,  Sabtu 28  Juni  2025 111