Denpasar, Rabu 14 Mei 2025
IGK Kresna Budi, Wakil Ketua DPRD Bali : Cegah Penyakit Ternak, Perketat Pendistribusian Ternak Sapi dari Luar Bali
Wakil Ketua DPRD Bali Ida Gde Komang Kresna Budi di acara Komisi II DPRD bersama Dinas Pertanian & ketahanan pangan Provinsi Bali, Rabu (14/05/2025).
Bali, indonesiaexpose.co.id – Jelang Hari Raya Idul Adha Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menegaskan pengiriman hewan ternak antarpulau yang melintas di Pulau Dewata tidak boleh berhenti dan menurunkan hewan ternaknya. Proses pengiriman ternak dari Nusa Tenggara Barat (NTB) ke Pulau Jawa, misalnya, harus dikawal jika melintasi Bali.
Kadistan Bali, I Wayan Sunada, menegaskan, pengiriman hewan ternak yang melintas di Bali tidak boleh berhenti dan menurunkan hewannya. Proses pengiriman ternak antarpulau harus dikawal secara ketat ketika melintasi Pulau Dewata.
“Hanya melintas saja, tidak boleh menurunkan sapi, apalagi ada aktivitas. Kita kawal. Begitu sapinya sampai di Padangbai, kita cek dokumennya. Ada SKH (Surat Kesehatan Hewan) enggak? Kalau sudah lengkap, kita cek lagi sapinya,” kata I Wayan Sunada seusai rapat dengan Komisi II DPRD Provinsi Bali, Rabu (14/05/2025).
Sunada juga menyebut ada 1.600 sapi yang melintasi Bali dari NTB menuju Jawa. Namun, seluruh hewan ternak yang melintasi Bali tersebut harus dipastikan dari sisi kesehatannya, terlebih di tengah merebaknya kasus PMK. Saat ini, Distan Bali mengeklaim kasus PMK di Pulau Dewata masih nol.
Sementara Wakil Ketua DPRD Bali Ida Gde Komang Kresna Budi mengatakan, pengawasan diperketat, pendistribusian hewan ternak dari luar Bali sangat penting dilakukan. Seperti pendistribusian ternak sapi dari Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur ke Pulau Jawa melalui Pulau Bali.
“Pengawasan ini ketat dilakukan guna mengantisipasi atau mencegah penularan penyakit hewan di Bali,” terang Wakil Ketua DPRD Bali Ida Gde Komang Kresna Budi di acara rapat dengan Komisi II DPRD Provinsi Bali, Rabu (14/05/2025).
Politisi Golkar asal Buleleng ini meyakini ternah sapi peternak di Bali diyakini aman dan bebas dari penyakit. Lebih-lebih lagi, setiap pengiriman ternak sapi oleh peternak di Bali sudah mengantongi sertifikat atau surat keterangan kesehatan hewan. “Saya yakin ternak sapi yang dimiliki peternak di Bali berani jamin kesehatannya sehingga pengiriman ternak keluar Bali oleh peternak di Bali supaya tidak dipersulit,”pintanya.
Wakil Ketua DPRD Bali Kresna Budi berharap, dengan kemudahan yang diberikan kepada peternak dalam pendistribusian hewan ternak, akan sangat menguntungkan para peternak di Bali. Dengan demikian diyakini akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan peternak apalagi saat menjual ternak sapinya dengan harga tinggi.
Kresna Budi menambahkan, dalam melakukan pengawasan pendistribusian hewan ternak dari luar Bali seperti NTT dan NTB menuju daerah tujuan ke Jawa Barat, dipastikan jalurnya akan melalui pulau Bali.
“Kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perikan Kabupaten Karangasem beberapa hari lalu. Karangasem telah keluarkan 641 ekor sapi potong tujuan Bekasi, Jawa Barat,” katanya.
Diinformasikan bahwa pengeluaran ternak sapi keluar Bali telah memenuhi rekomendasi pemasukan dan pengeluaran pada aplikasi lalulintas HPM (Hewan Produk Hewan dan Media Pembawa Penyakit lainnya). Pengawasan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit hewan menular.
“Karangasem sudah melakukan pengawasan sesuai SOP dan memastikan hewan masuk ke Bali dari NTB dan NTT telah mengantongi surat keterangan kesehatan hewan dari dokter yang ditunjuk,”imbuhnya.
Kebutuhan daging sapi selain untuk memenuhi kebutuhan untuk dikonsumsi sehari-hari, permintaan juga sangat tinggi guna memenuhi kebutuhan hewan kurban menjelang hari raya Idul Adha nanti terutama diluar Bali akan meningkat pula. Hal ini akan memberikan peluang pada peternak sapi di Bali menjual hewan ternaknya dengan harga yang bagus.
(080)