Denpasar, Rabu 01 April 2020
Iklim Investasi Sektor Ekonomi Digital yang begitu Potensial : East Ventures telah melahirkan 130 Start-up di Indonesia
IGK.Kresna Budi, Ketua Komisi II DPRD Bali
BALI, INDEX – Perusahaan start-up dan industri ekonomi digital, saat ini tengah menjadi sektor usaha yang begitu potensial bagi perekonomian Indonesia. Selain terlihat pada meningkatnya jumlah start-up Indonesia yang berpredikat sebagai “Unicorn”.
” Melihat kenyataan faktual ini, bukan tidak mungkin sektor ekonomi digital kedepannya dapat menjadi salah satu penopang sendi utama perekonomian indonesia. Terlebih apabila melihat lesunya kondisi perekonomian dari segi arus modal yang masuk di Indonesia,” tutur IGK.Kresna Budi, Ketua Komisi II DPRD Bali yang membidangi sektor ekonomi ini saat dikonfirmasi ,Rabu 01 April 2020 di Denpasar-Bali.
Lanjutnya, apalagi jika melihat juga laporan riset Google-Temasek pada akhir 2018, Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar dan tercepat pertumbuhannya, dimana memiliki 4 dari 8 start-up unicorn yang ada di Asia Tenggara, diprediksi akan menikmati 40 persen dari nilai ekonomi digital Asia Tenggara yang telah mencapai 72 miliar US dollar dan diperkirakan akan terus membesar hingga mencapai dari 240 miliar US dollar (Rp. 3.360 triliun) pada 2025.
“Meski demikian, jika memperhatikan berbagai keluhan dari para pelaku start-up, dan juga oleh sejumlah kalangan, persoalan regulasi masih menjadi batu sandungan terhadap berbagai pengembangan ekosistem dan investasinya. Mulai dari banyak serta semrawutnya berbagai regulasi dari kementerian/lembaga terkait yang berbeda dalam hal mengatur pendiriannya, hingga kurang kondusifnya regulasi yang ada dalam mengatur perusahaan start-up untuk go public dan melantaikan sahamnya (Initial Public Offering/IPO) ke bursa saham dalam negeri,” ungkapnya.
Menurutnya, kebutuhan masyarakat secara digital bisa dalam bentuk apa saja seperti kebutuhan simpan pinjam (berinvestasi), kebutuhan modal usaha dan kebutuhan bertransaksi. Di Bali, pemenuhan kebutuhan masyarakat itu masih kurang dan belum dimanfaatkan secara optimal oleh para investor.
Sementara itu investorstartup, East Ventures (salah satu modal ventura) melalui investasinya telah melahirkan 170 startup digital di Asia Tenggara, 130 di antaranya lahir dan beroperasi di Indonesia.
Dalam rilisnya, East Ventures menegaskan, perkembangan ekonomi digital yang cukup pesat memberikan dampak bagi perekonomian nasional, termasuk tenaga kerja Indonesia. Dampak positif bagi perekonomian adalah tumbuhnya berbagai platform jual-beli online (e-commerce), transportasi online (ride hailling), jasa keuangan online (financial technology),hingga digitalisasi pariwisata (online travelling). Ini membuat ekosistem ekonomi digital Indonesia semakin beragam.
East Ventures yang berkantor di Jakarta, Singapura, dan Jepang ini telah mendanai sekitar 30 startup pada tahun lalu. Bahkan bisa dikatakan East Ventures sebagai perusahaan modal ventura paling agresif di Indonesia. Ditemui di kantor Jakarta yang berfungsi sebagai coworking bagi startup-nya, Willson Cuaca (37) bersedia menemui M Syakur Usman dan M Luthfi Rahman dari KapanLagi Network (KLN) untuk berbagi soal bisnis digital Indonesia.
(Yuli)