Sunday , September 14 2025
Home / Bali / Catatan Kecil Kota Gianyar : Gianyar Kota Pusaka dan Puri Agung Sebagai Pusat Pengembangan Sastra dan Seni Budaya Bali.

Catatan Kecil Kota Gianyar : Gianyar Kota Pusaka dan Puri Agung Sebagai Pusat Pengembangan Sastra dan Seni Budaya Bali.

Gianyar, Kamis  30  Maret  2023

Catatan Kecil Kota Gianyar : Gianyar Kota Pusaka dan Puri Agung Sebagai Pusat Pengembangan Sastra dan Seni Budaya Bali.

 

Bali,  indonesiaexpose.co.id  –  Tidak terbantahkan Gianyar sebagai daerah terkenal akan seni budaya dan sastra serta nilai sejarah yg mengandung banyak faedah. Beberapa hasil seni tari seperti Barong Rangde, Topeng, Legong banyak berkembang didaerah ini. Penguatan akan spirit kebudayaan akan memberikan dampak yang sangat berarti bagi setiap bentuk kemajuan manusianya sebagai asset daerah itu sendiri.

Sebagai dipaparkan salah seorang penglingsir Geria di Kota Gianyar, Ida Bagus Rai Djendra, dari Geria Kawan Gianyar,Rabu, 29/3 di Gerianya, untuk mencermati ini, maka kita harus bergerak kebelakang melihat sisi kebijaksanaan dari para tokoh terkemuka yang secara luas memberikan kontribusinya bagi kemajuan Gianyar itu sendiri.

Lebih lanjut dipaparkan adalah seorang murdaning jagat Gianyar kala itu yang memang sangat visioner dalam menjaga dan melestarikan apa yg menjadi warisan leluhur yang memiliki nilai luhur.

Peradaban tinggi begitu mendapatkan prioritas dalam perhatian Sang Raja Gianyar kala itu. Beliau adalah Ide Anak Agung Ngurah Agung yg merupakan ayah dari Pahlawan Nasional Ide Anake Agung Gde Agung dan Anak Agung Gde Oka sebagai Kepala Daerah/Bupati Gianyar Pertama. Saking konsennya dalam menjaga dan melestarikan Budaya Bali, Beliau sampai menolak beragam tawaran menarik dari Pemerintah Kolonial Belanda dan Jepang pada waktu itu seperti rencana pembangunan jembatan ” Jawa Bali”.

Raja Gianyar sadar bahwa ada banyak intrik dan motif tersembunyi dibalik tawaran itu. Maka jadilah Ide Anak Agung Ngurah Agung sebagai salah satu raja yang berani berdiri tegak dihadapan Pemerintah Kolonial kala itu. Dan sebagai konsekwensinya ketika Beliau menolak perintah penguasa Jepang untuk menyediakan logistik bagi pasukannya, maka Beliau di “selong” diasingkan dibuang ke Lombok Timur (karena Beliau lebih mementingkan memenuhi kebutuhan pokok Rakyat daripada kepentingan pihak Jepang).

Selama pengasingan di Lombok Timur, Beliau didampingi oleh pembimbing spiritual Ida Pedande Putu Gaga dari Geriya Kawan dan lebar disana serta seorang pendamping Ide Bagus Putu Bek sebagai penasehat utama raja.

Gianyar sebagai Kota Pusaka yg menjadi sebuah pusat pemerintahan sejak Ide Anak Agung Ngurah Agung sudah dikonsepkan secara holistik dan komprehensif. Sebuah tatanan kota pusaka yang tentu saja terdapat pusat pemerintahan dimana pemimpin daerah menjalankan tugasnya. Kemudian juga merupakan pusat perekonomian degan adanya pasar dan sebagai pusat pendidikan seni dengan adanya balai budaya serta adanya alun-alun dan bencingah sebagai pusat mobilitas masyarakat yang terus bergerak secara dinamis.

Secara umum berpusat di Catus Pata ( Perempatan Agung) menjadi titil 0 Km kota Gianyar. Tentu saja fungsi tersebut harus terdapat dalam setiap konsep “Kota Pusaka” yang benar benar sebagai representasi dari warisan leluhur dan hasil pemikiran dari tokoh tokoh pembangunan sejak dulu. Sebab bagi tokoh tokoh ini, keberadaan kebudayaan serta peradaban tidak akan pernah lepas dari yang namanya keberadaan wilayah, dan kebudayaan tidak bisa berkembang dengan baik tanpa adanya wilayah. Berkembangnya sastra, seni budaya dengan sangat baik di Gianyar kala itu tak terlepas dari konsep pemikiran raja Gianyar dengan memfasilitasi Puri Agung Gianyar sebagai pusat pengembangan sastra seni budaya bagi masyarakat Gianyar waktu itu.

Dalam upaya pengembangan ini , beliau menugaskan Ide Bagus Putu Bek sebagai penasehat utama raja mempunyai kemampuan luar biasa multi talenta dibidang sastra dan seni budaya dan juga sebagai jaksa/ hakim dikala itu.

Sebagai pujangga besar, seniman dan budayawan terkemuka yg telah banyak menghasilkan karya2 sastra ( jumlahnya belasan) dan monumental, juga ikut ambil bagian dalam pembangunan/ pengembangan SDM Gianyar itu sendiri sebagai guru dan juga sebagai guru bagi calon sulinggih. Pengaruh beliau luas dikalangan seniman, bahkan maestro seni topeng bapak Kt Rinda dari Blahbatuh, bapak Kt Kakul dari Batuan dan Gusti Biang Pladungan guru tari terkemuka dari Peliatan adalah murid murid dari Ide Bagus Bek.

Sedemikian luasnya pengaruh sang penasehat inilah yg memberikan kontribusi pemikiran, bahwa Gianyar harus dibangun dari visi spiritual dan budaya. Sebab jika budaya dan spiritual yang mengakar kuat sudah menjadi bagian dan nafas hidup masyarakatnya, maka apapun halangan, ancaman dan tantangan akan dengan mudah dihadapi. Semua ini datang dari semangat dan nafas nafas guru sekaligus penasehat beliau. Ide dan gagasan serta visionernya dalam penguatan jati diri SDM Gianyar lewat pendekatan budaya, ternyata berpengaruh bagi kemajuan daerah Gianyar itu sendiri.

Ide Bagus Putu Bek, bahkan pernah mendapatkan julukan ” Rakawi Segara Mancuh”, karena kemahiran, kepiawaian hingga karya karya beliau begitu monumental. Dlm bidang sastra, beliau menghasilkan karya sastra legendaris yang populer hingga sekarang dan menjadi objek kajian bagi seluruh akademisi bidang sastra. Seperti ” Lontar Aji Palayon”, yang mengisahkan bagaimana perjalanan sang atma setelah melepas badan kasarnya untuk kembali memasuki wilayah baru sesuai dengan karmanya.
Bahkan pendekatan filsafat digunakan untuk membangun dan mendidik masyarakat kala itu, dengan cara demikian penguatan jati diri akan semakin terjadi.

Demikian juga ” Gaguritan Dukuh Siladri, yg sangat melegenda tersebut. Dimana pesan moralitas hingga value pendidikan sangat sarat dalam karya sastra tersebut. Pembaca dan masyarakat sebagai pendukung karya sastra itu sendiri mendapatkan faedah yang luar biasa. Mereka lebih mampu menghargai kewajiban, nindihin dharma hingga mampu pertahankan jati dirinya agar tidak lagi diinjak oleh kepentingan lainnya. Berangkat dari keberhasilan lewat pendekatan budaya itulah, sang Raja Gianyar kemudian menfasilitasi setiap kegiatan budaya, seni dan penggalian sastra spiritual di Puri Agung Gianyar.

Tercatat ada 12 karya sastra Ide Bagus Putu Bek ( Segare Mancuh) sbb: 1. Geguritan Dukuh Siladri, 2. Tutur Ampel Gading, 3. Geguritan Tiga Pasar, 4. Babad Ksatrya Taman Bali, 5. Geguritan Ampel Gading, 6. Lunak Tanek, 7. Dang Hyang Nirartha, 8. Widyadnana, 9. Buana Kosa Tatwa, 10. Weda-Weda ( Weda Puja ), 11. Mantra-Mantra Pengraksa Jiwa, 12. Kekawin Aji Palayon.

Kota Gianyar menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan budaya Bali dikala itu. Sumber daya manusianya begitu maju pesat dan memiliki karakter kuat dalam mempertahankan jati dirinya sebagai manusia Bali. Bahkan karena fasilitas yang sangat mendukung, kinerja yang begitu luar biasa, maka seniman yg datang dari seantero penjuru seperti Batuan, Sukawati, Blahbatuh hingga Ubud pun ikut bergabung dan mengembangkan Gambuh, Prembon, Legong hingga menjadi sebuah produk seni yg tak ternilai harganya hingga kini.

Ada dua garis penting yang perlu diingat , bahwa Gianyar sebagai Kota Pusaka, pernah memiliki dua tokoh penting dalam pembangunan fisik dan SDM nya. Yakni Raja Gianyar Ide Anak Agung Ngurah Agung dengan visionernya mempertahankan tanah leluhur orang Gianyar yang harus diperjuangkan dan Ide Bagus Bek sebagai tokoh penting penasehat Raja, membangun Gianyar melalui pendekatan budaya, memberikan penguatan terhadap jati diri SDM nya, hingga menjadikan Gianyar benar benar sebagai Kota Pusat Perkembangan Seni, Budaya, Sastra dan Pendidikan.

(072)

1,083

Check Also

Walikota Jaya Negara Dampingi Presiden Prabowo Subianto Sambangi Warga Kota Denpasar Korban Banjir

Denpasar, Sabtu 13  September  2025 Walikota Jaya Negara Dampingi Presiden Prabowo Subianto Sambangi Warga Kota …

indonesiaexpose.co.id

Denpasar , Sabtu  13  September  2025   92