Jakarta, Kamis 26 November 2020
Si Tangan Tuhan Kembali Ke Tangan Tuhannya
(Foto/ist)
JAKARTA, INDEX – Dunia persepak bolaan baru saja kehilangan salah satu legenda sepak bola asal Argentina, Diego Armando Maradona pada Rabu (25/11/2020) malam. Kepergian Maradona pun membuat dunia dan para mega bintang sepak bola turut berduka cita. Maradona meninggal di usia 60 tahun akibat serangan jantung.
Maradona menjadi pemain sepak bola Argentina yang top di era 80-an dan salah satu yang terhebat sepanjang masa. Ia terkenal karena kemampuannya dalam mengontrol bola dan menciptakan peluang mencetak gol untuk dirinya sendiri dan orang lain.
Mengutip laman Britannica, Diego Armando Maradona lahir pada 30 Oktober 1960 di Lanus, Argentina. Anak kelima dari delapan bersaudara, Maradona tumbuh dalam keluarga yang kurang mampu. Ketika berusia tiga tahun, ia menerima bola sepak pertamanya sebagai hadiah ulang tahun.
Maradona memang menunjukkan bakat sepak bolanya sejak dini. Di usia delapan tahun, ia bergabung dengan Las Cebollitas, tim putra yang memenangkan 136 pertandingan berturut-turut dan kejuaraan nasional.
Di usia 14 tahun, Maradona menandatangani kontrak dengan salah satu klub terbesar di Argentina, Argentinos Juniors. Debut divisi pertamanya dimulai pada 1976, 10 hari sebelum ulang tahunnya yang ke-16.
Sekitar lima tahun berselang, Maradona mulai melebarkan sayap ke salah satu klub top Negeri Tango, Boca Juniors dan membantu mereka meraih gelar juara. Hanya bertahan satu tahun, Maradona untuk pertama kalinya bermain di Eropa karena direkrut oleh FC Barcelona. Ia pun berhasil menyumbang satu Piala Spanyol di 1983.
Maradona kemudian hijrah ke Italia untuk membela Napoli di 1984 sampai 1991. Kesuksesan besar Maradona tampak jelas di sini karena ia berhasil mengangkat pamor Napoli di Italia dan Eropa. Bersama Maradona, Napoli berhasil memenangkan gelar liga pada 1987 dan 1990, Coppa Italia, dan satu Piala UEFA.
Tugas Maradona dengan Napoli berakhir ketika ia ditangkap di Argentina karena memiliki kokain dan menerima skorsing 15 bulan dari bermain sepak bola. Selanjutnya ia bermain untuk Sevilla di Spanyol dan Newell’s Old Boys di Argentina. Pada 1995, ia kembali ke Boca Juniors dan memainkan pertandingan terakhirnya pada 25 Oktober 1997.
Maradona juga menjadi pahlawan bagi Argentina saat memenangi Piala Dunia 1986 di Meksiko. Meski tidak mencetak gol saat melawan Jerman, Maradona tampil impresif dengan total mencetak lima gol sepanjang turnamen.
Salah satu momen bersejarah ketika perempat final di Piala Dunia 1986. Dalam kemenangan 2-1 atas Inggris, ia mencetak dua gol paling berkesan dalam sejarah Piala Dunia. Gol pertama dicetak dengan tangannya yang kini dikenal dengan gol “Tangan Tuhan”. Gol ini pun sempat menuai protes banyak pihak.
Yang kedua terjadi setelah Maradona mendapatkan penguasaan bola di lini tengah dan menggiring bola melewati bek Inggris sebelum akhirnya memasukkan ke gawang.
Sayangnya di Piala Dunia 1994, Maradona tidak bisa membela Argentina karena dinyatakan positif menggunakan efedrin dan diskors kembali. Bersama Argentina, Maradona memainkan 91 pertandingan dan mencetak 34 gol. FIFA pun menyebut Maradona sebagai pemain top di abad ke-20.
Maradona mulai mengalami masalah jantung dan dirawat pada 2000. Dua tahun setelahnya, ia kembali mengalami masalah jantung dan membutuhkan respirator untuk bernapas. Di tahun berikutnya, Maradona menjalani operasi bypass lambung.
Pada 2008, Maradona dipekerjakan untuk melatih tim nasional Argentina. Meskipun Argentina punya mega bintang Lionel Messi, mereka sempat kalah 4-0 oleh Jerman di perempat final. Kontrak Maradona pun tidak diperpanjang.
Terlepas dari kekecewaan publik, Maradona tetap dicintai Argentina sebagai putra yang bangkit dari awal yang sederhana untuk mencapai puncak ketenaran di panggung internasional. Selamat jalan Maradona.
(008)