Denpasar, Minggu 08 Juni 2025
Balinale Ke-18 Ditutup , 72 Film dari 32 Negara Ramaikan Festival
Prescon penutupan Festival Film Internasionalo Balinale ke-18 bertempat di The Meru, Sanur, Sabtu (7/6/2025)sore.
Bali, indonesiaexpose.co.id – Selama sepekan diselengggarakan di Sanur, Festival Film Internasionalo Balinale akhirnya ditutup dengan pemutaran film layar tancap. Bioskop terbuka tradisional itu digelar di The Meru, Sanur, Sabtu (7/6/2025).
Pada malam penutupan itu menayangkan dua film IMAX yang diproduksi di Indonesia, ‘Under The Sea’ karya Howard Hall asal AS, Kanada dan’Born To Be Wild’ karya David Lickley asal AS. Selain itu, juga diputar film-film Bali dan Indonesia.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang hadir dalam penutupan memberikan apresiasi atas penyelenggaraan Balinale sepanjang 18 tahun terakhir.
“Film produk budaya dan dan platform penting dalam memajukan kebudayaan. Balinale sudah memberikan kontribusi di bidang kebudayaan itu,” kata Fadli Zon.
Dia mengatakan, selama Indonesia Merdeka, Indonesia baru kali ini memiliki Kementerian Kebudayaan. Sehingga menunurutnya, pemerintah bisa fokus membangun kebudayaan.
“Seperti kita tahu, Indonesia menjadi cermin kekuatan budaya. Banyak budaya yang bisa diceritakan melalui film, ditambah dengan kekayaan Indonesia yang menyimpan banyak cerita yang tidak habis untuk digali,” ujarnya.
Malam penutupan juga menandai sejarah baru perfilman di Bali dengan pemutaran perdana film IMAX 3D, yakni Under the Sea karya Howard Hall dan Born to be Wild karya David Lickley.
Kedua film produksi Amerika Serikat dan Kanada tersebut disuguhkan sebagai bentuk apresiasi terhadap teknologi sinema canggih yang kini menyapa penonton Bali.
Balinale tahun ini menghadirkan lebih dari 72 film dari 32 negara selama tujuh hari penyelenggaraan.
Di antaranya, terdapat 8 film dunia, 25 film Asia, 16 film internasional, serta 23 film Indonesia.
Festival ini terus memperluas pengaruh globalnya dalam merayakan hampir dua dekade penyelenggaraan, sekaligus mendorong pertumbuhan sinema independen dan keberagaman suara kreatif.
Pada malam sebelumnya, dewan juri Balinale 2025 mengumumkan deretan pemenang untuk lima kategori utama kompetisi film pendek dan panjang.
Sebagai satu-satunya festival di Indonesia yang memenuhi syarat untuk Academy Award Qualifying Festival bagi Film Pendek Terbaik, para pemenang tahun ini berkesempatan untuk masuk seleksi Oscar.
“Ini adalah tahun pertama kami menjadi festival yang memenuhi syarat Oscar, dan kami sangat senang dengan film-film yang terpilih,” ujar Founder & Director of Balinale, Deborah Gabinetti.
Ia menambahkan bahwa pihaknya ingin terus mengembangkan festival ini sebagai wadah bagi berbagai elemen seni lintas disiplin, sekaligus menjembatani kolaborasi internasional.
“Indonesia sudah memiliki semua unsur seni—musik, tarian, kostum, dan lainnya—kalian seperti terlahir dengannya. Tugas kami hanya membawa program yang bisa menumbuhkan kreativitas itu,” tambahnya.
Untuk kategori Film Dokumenter Pendek Terbaik, gelar juara diraih oleh AMAL / Hope karya Eros Zhao.Film ini dipuji karena kemampuannya menyampaikan pesan universal tentang persamaan manusia di tengah perbedaan yang mencolok.
Lewat visual yang menyentuh dan momen musikal yang emosional, AMAL dinilai sebagai karya yang reflektif sekaligus menggugah.Dalam kategori Film Narasi Pendek Terbaik, film asal Prancis The Boy with White Skin karya Simon Panay keluar sebagai pemenang.
Juri menilai film ini menghadirkan realisme magis yang kuat dan menggetarkan, serta sinematografi yang mendalam.
Sementara itu, film A Lifelike Fairytale karya Rinaldas Tomaševičius dari Lithuania mendapat penghargaan khusus berkat energi pertunjukannya dan pengamatan karakter yang tajam dan jujur.
Untuk kategori Film Animasi Pendek Terbaik, penghargaan utama jatuh kepada Retirement Plan karya John Kelly dari Irlandia.
Film ini berhasil menyampaikan emosi yang mendalam tanpa dialog, dengan pendekatan visual yang sederhana namun menyentuh.
Sebagai pengakuan atas kreativitasnya, film Crow, Starfish, Unicorn karya Xiaoxuan Han menerima penghargaan khusus berkat desain animasi yang segar, puitis, dan abadi.
Dewan Juri Balinale 2025 terdiri dari para profesional perfilman internasional, termasuk Matthieu Rytz, Donna Smith, Sam Buckland, Agustini Rahayu, Andibachtiar Yusuf, Dr. Lawrence Blair, Nirartha Bas Diwangkara, dan Joe Yaggi.
Balinale 2025 sekali lagi membuktikan diri sebagai ajang penting dalam lanskap sinema Asia Tenggara, tidak hanya sebagai tempat bertemunya para sineas dunia, tetapi juga sebagai panggung bagi bakat-bakat muda Indonesia untuk tampil dan diakui secara internasional.
(112)