Denpasar, Senin 09 Mei 2022
Bank Indonesia fasilitasi Jasa Keuangan memberi akses Pembiayaan guna Pengembangan UMKM, dalam menghadapi pasar Global
Bali, indonesiaexpose.co.id – Bank Indonesia (BI) terus berupaya mendorong stabilitas sistem keuangan dan pemulihan ekonomi nasional melalui berbagai kebijakan, terutama makroprudensial.
” Kebijakan makroprudensial akomodatif selama triwulan I 2022 terus diperkuat untuk mendukung pemulihan ekonomi Nasional,”kata Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo melalui siaran resminya, di Jakarta kemarin.
Penguatan tersebut ditempuh antara lain dengan :
- ) memberikan insentif bagi bank-bank yang menyalurkan kredit/pembiayaan kepada sektor prioritas dan UMKM dan/atau memenuhi target RPIM berupa pelonggaran atas kewajiban pemenuhan GWM Rupiah rata-rata sampai dengan sebesar 1%, mulai berlaku 1 Maret 2022 dan
- ) memperkuat kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman asesmen mengenai spread suku bunga kredit perbankan, termasuk perbandingan terhadap negara kawasan,” kata Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo melalui siaran resminya, di Jakarta kemarin.
Lanjutanya, kebijakan makroprudensial Bank Indonesia (BI) untuk mendorong pembiayaan inklusif, menjadi solusi dan harapan tiada henti dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Perorangan Berpenghasilan Rendah (PBR).
UMKM menjadi penting mengingat besarnya peranan sektor tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, namun, untuk menghadapi persaingan pasar global saat ini tidaklah mudah, karena produk UMKM akan bersaing dengan produk negara lain, disamping itu, UMKM juga membutuhkan peningkatan akses terhadap jasa keuangan untuk menghadapi persaingan tersebut.
Puluhan UMKM yang menjadi binaan BI Bali dan sukses meraih pasar satu di antaranya adalah Putu Sudiadnyani dengan usaha yang dijalankannya adalah art shop perak bernama Bara Silver yang berlokasi di belakang kantor desa Celuk, Gianyar-Bali.
UMKM ini sanggup bertahan dan eksis di tengah pandemi Covid-19 bahkan kini sedang menyiapkan produk terbaru untuk di ekspor ke beberapa negara karena berinovasi dan memanfaatkan peluang.
Hasil karyanya tak diragukan lagi, desain buatannya terkenal mewah dan memiliki pasar menengah ke atas. Sebagai gambaran salah satu pelanggannya adalah artis dan desainer kondang Indonesia Ivan Gunawan.
“Kami berusaha memanfaatkan peluang dan berinovasi dengan akses pembiayaan yang difasilitasi BI. Kami berharap agar akses pembiayaan bisa lebih ditingkatkan lagi sehingga kami bisa leluasa menggarap pasar ekspor,” harap pemilik dari Bara Silver, Putu Sudiadnyani saat di konfirmasi via selulernya , Senin (09/5/2022).
Putu Sudiadnyani, pengrajin dan pemilik galeri Barasilver dari Desa Celuk, Gianyar, Bali mengatakan bahwa dalam berbisnis kerajinan perak penting untuk melakukan dengan hati yang ikhlas dan tujuan mulia.
“Saya sudah 18 tahun lebih ada di bidang kerajinan perak. Dalam bisnis ini saya melakukan dengan hati yang ikhlas dan penuh kecintaan. Karena berawal dari hobi, jadi fokus saya tidak hanya pada uang tapi juga memberdayakan masyarakat,” tutur Putu Sudiadyani. Galeri Barasilver tak hanya memproduksi aksesoris berbahan perak, melainkan juga emas, alpaka, tembaga hingga
Untuk bisa mengembangkan bisnis dan melebarkan sayap, lanjut Putu Sudiadnyani, penting juga membuat kerajinan perak seperti anting, kalung, gelang, cincin, hingga aksesoris lain dengan desain yang khas dan original.
Menurutnya, sebagai pengrajin dan pecinta aksesoris, ia selalu bikin sesuatu yang berbeda. Saya suka dengan alam, desain-desain kerajinan perak kami terinspirasi dari alam seperti daun-daun, akar, kulit-kulit kayu,” jelas Putu yang akrab disapa Mami Bara ini.
“Selama pandemi covid-19 ini, Bank Indonesia sangat banyak membantu kami para pelaku UMKM untuk ikut pamera.Sehingga pelaku UMKM bisa mendapatkan promosi agar penjualan bisa kembali meningkat,” sambungnya.
Mami Bara berharap, dengan diselenggarakannya Presidensi G20 mendatang, menjadi ajang yang tepat pelaku UMKM untuk mendapatkan promosi agar penjualan bisa kembali meningkat.
(080)
.