Denpasar, Jumat 08 Oktober 2024
Kelompok Kanti Molas Gelar Pamerana ‘ Titi Tutur Tatwa’ di Santrian Art Gallery
Bali, indonesiaexpose.co.id – “Titi Tutur Tatwa” artian Titi merupakan jembatan atau jalan penghubung dalam usaha mengintisarikan serat cerita menjadi sebuah karya cipta seni lukis. Dalam serat cerita Tantri, penggalan Mahaberata dan Ramayana tersurat tutur pinutur sebagai pengetahuan kehidupan sosial serta bakti kepada Tuhan, manusia dan alam semesta. Tercctusmya tema merupakan pengojawantahan Tri Hita Karana dengan penuh suratan pesan keluhuran jiwa memberi petuah dan kebijaksanaan ajaran leluhur. Konteks pamer an kali ini, divisualkan secara stilistika-estetika nampak capaian individual memperluas ambang balas nilai antara intensitas rupa yang meluapkan histeria, kesan magis dan duka.
Melalui pameran kelomok Kanti Molas 2024, Ide gagas tampilnya kelompok Kanti Molas disamping untuk perenungan dan pelestarian juga sebagai ruang mendedikasikan serta membangun apresiasi ke- beradaan seni rupa klasik maupun tradisional di Bali. Pelestarian dalam menjaga keberlanjutan dengan kreativitas baru yang tetap berakar pada naluri kultural agraris, dan warisan teknik sigar mangsi serta sapuan habur sebagai penegas jati diri seni lukis tradisional Bali.
Pameran ini 20 Karya lukis tradisional Bali yang menyajikan buah pikiran masing-masing mewakili ciri khas kepribadian. Momentum tahun kedua yang bertempat di Santrian Art Gallery Sanur, para pelu- kis tradisional mendeklarasikan buah cipta dengan capaian estetika spontanitas dinamis kreatif be- rangkat dari akar tradisi. Sudah tentu pencirian tematik dengan paduan stelistik indiviual dan teknik manual turunan dari masab Ubud dan dan Batuan. Usaha memvisualkan karya dua demensi men- gusung terma “Titi Tutur Tatwa” dalam artian Titi merupakan jembatan atau jalan penghubung dalam usaha mengintisarikan serat cerita menjadi sebuah karya cipta seni lukis. Dalam serat cerita Tantri, penggalan Mahaberata dan Ramayana tersurat tutur pinutur sebagai pengetahuan kehidupan sosial serta bakti kepada Tuhan, manusia dan alam semesta. Tercetusmya tema merupakan penge- jawantahan Tri Hita Karana dengan penuh suratan pesan keluhuran jiwa memberi peluah dan kebijaksanaan ajaran leluhur.
I Wayan Wartayasa menjelaskan, kelompok Kanti Molas merupakan kumpulan dari Pelukis yang berlatar belakang gaya Tradisional Bali yang berada di daerah ubud, lahir dari keinginan, kesadaran dan keriduan untuk berkumpul dan. berbagi pengetahuan guna mendapatkan ide-ide cemerlang demi kemajuan dalam bidang berkesenian terutama seni Lukis Traditional Bali.
Kelompok Kanli molas berdiri tahun 2020 yang diprakarsai oleh Pelukis I Wayan Wartayasa, dengan pameran perdananya di Museum Puri Lukisan, yang diikuti 20 orang Seniman diantaranya :
- Ketut Sadia
- Made Sujendra (Batuan)
- Gusti Putu Diatmika
- Wayan Mardika (Keliki)
- I Nyoman Suandi
- Made Ariasa
- Wayan Wardita
- Wayan Rumantara (Payangan)
- Nyoman Sana
- Nyoman Tapa (Baung-Sayan)
- Pande Wayan Brata
- Pande Ketut Bawa
- Made Arka
- Made Awan
- Nyoman Sunartha (Tegallalang)
- Made Sudiarta
- I Kadek Suartika (Tebesaya)
- Wayan Murka
- Dewa Sumartayadnya (Pengosekan) dan
- I Wayan Wartayasa (Bona)
(112)