Denpasar, Rabu 21 Agustus 2019
SMASHED Project hadir bantu Sekolah hadapi Permasalahan Remaja
Wayan Murdana, Kepsek SMP 3 Denpasar (kiri) dan Yudhi Soerjoatmodjo (Foto/indonesiaexpose.co.id)
BALI, INDEX – Sebuah program di bidang pendidikan bernama SMASHED Project digelar oleh lembaga pendidikan Collingwood dari Inggris.
SMASHED Project memulai 3 hari program kreatif-edukatifnya di SMPN 3 Denpasar,Bali,Selasa (20/8/2019). Bali dengan membantu para siswa usia 12-15 tahun membangun ketrampilan hidup atau life skills dalam menghadapi persoalan remaja seperti perundungan (bullying), penyebaran berita palsu, dan bahaya minum-minuman beralkohol di bawah umur.
Wayan Murdana, Kepsek SMP 3 Denpasar mengapresiasi kegiatan tersebut, Menurutnya, program tersebut sangat membantu sekolah dalam memberikan dukungan kepada siswa yang mengalami masalah-masalah tersebut. Ke depan diharapkan kegiatan seperti itu bisa dilakukan secara berkesinambungan.
SMASHED Project digelar oleh lembaga pendidikan Collingwood dari Inggris yang bekerjasama dengan Dapoer Dongeng Noesantara, telah memulai program ini di Bali sejak 5 Agustus hingga awal September 2019 mendatang, dan akan menjangkau lebih dari 6.000 siswa di beberapa sekolah menengah pertama di Kota Denpasar dan Kabupaten Tabanan.
“SMASHED Project berangkat dari latar belakang permasalahan remaja yang menghadapi beragam tantangan dan tuntutan untuk memiliki tanggung jawab yang semakin serius terkait dengan sikap dan pilihan hidupnya. Maka dari itu SMASHED Project hadir untuk memberikan sejumlah life skills praktis untuk menyelesaikan berbagai kebingungan, kecemasan dan konflik yang dihadapi agar remaja bisa terus tumbuh menjadi dewasa yang sehat lahir dan bathin,” jelas Yudhi Soerjoatmodjo Produser-Kurator Program dari SMASHED Project,saat dikonfirmasi disela-sela kegiatan, Rabu (21/8/2019).
SMASHED Project digelar bekerjasama dengan pihak sekolah dan diharapkan dapat melengkapi pendidikan budi pekerti yang diberikan sekolah.
Pelaksanaan SMASHED Project di Bali adalah upaya melanjutkan keberhasilan pelaksanaan program yang berlangsung pada tahun 2017-2018. Program ini menunjukkan perubahan positif pada 5.860 siswa kelas 7 dan kelas 8 di 20 SMP Negeri, Swasta dan Madrasah di Jabodetabek.
Dalam penyampaian pesannya, SMASHED Project menggunakan metode yang interaktif dan menyenangkan melalui pertunjukan teater serta kegiatan dialog dan workshop membuat poster.
Pertunjukan teater diperankan oleh tiga aktor yang kerap tampil bersama Teater Koma dan Teater Bulungan.
Menurut Yudhi, pertunjukkan teater digunakan untuk memberikan pengalaman belajar melalui cerita yang kuat dan menggerakkan emosi.
“Untuk pertama kalinya, SMASHED Project berlangsung di Kota Denpasar dan Kabupaten Tabanan. pilihan untuk memulai pelaksanaan SMASHED Project di dua daerah ini berdasar pada
pertimbangan perkembangan pariwisata di Bali yang memungkinkan remaja terpapar oleh dan mengadaptasi budaya yang dibawa oleh turis domestik maupun mancanegara.
Proses adaptasi budaya ini perlu mendapatkan perhatian dan pendampingan yang layak,” tutup Yudhi.
Terkait SMASHED Schedule Agustus & September masing-masing: 5,6,7 & 8 Agustus di SMP 6 Denpasar (800 siswa), 9 &10 Agustus di SMP 10 Denpasar (2 sesi Kelas 8, 374 siswa, Kelas 9, 387 siswa), 12 Agustus di SMP 2 Kediri, Tabanan (Kelas 7, 200 siswa, Kelas 8, 200 siswa), 14 & 15 Agustus di SMP Dharma Wiweka (800 siswa), 20, 21, 22 Agustus di SMP 3 (979 siswa), 24 Agustus di SMP 3 Kediri (400 siswa), 26, 27 & 28 Agustus di SMP Ganesha (600 siswa), 30 & 31 Agustus, SMP 1 Denpasar (316 siswa), 2, 3 & 4 September di SMP 1 Kediri (949 siswa). Total 9 sekolah, 33 sesi dan 6100 siswa.
(074)