Denpasar, Rabu 14 Desember 2022
Bersama Dr. Tri Handoko Seto, M.Sc. , Membuka Gerbang Utama Kemandirian Umat Hindu
Bali, indonesiaexpose.co.id – Lahir pada tanggal 12 Desember 1971 di Banyuwangi, kehadiran tokoh muda ini selalu menyuntikkan semangat baru. Dicopot dari jabatan sebagai Dirjen Bimas Hindu, tidak membuat lelaki yang menyelesaikan pendidikan master dan doktor di Meteorology Depertement of Kyoto University Jepang ini, duduk manis di belakang meja kantor.
” BDDN ini diharapkan menjadi gerbang utama bagi kemandirian umat Hindu di Indonesia. Adapun keutamaan serta kemuliaan dana punia sudah banyak dimuat dalam susastra Hindu. Bahkan Parisada Hindu Dharma sendiri telah mengeluarkan Bhisama tentang dana punia pada tahun 2002, namun tidak jalan alias jalan ditempat,” kata Dr. Tri Handoko Seto, M.Sc. saat di temui acara sosialisasi tentang keberadaan serta program BDDN , bertempat di Aula Kanwil Kementerian Agama, Selasa 13 Desember 2022 .
Lanjutnya, dengan mengusung konsep Integrated Platform, ada enam sasaran yang dibidik sebagai penerima manfaat dari dana yang dihimpun BDDN ini yakni: pertama, Pandita dan Pinandita, berupa program untuk menjamin kesejahteraan Pandita dan Pinandita. Kedua, Sumber Daya Manusia, melalui pendidikan dan pengembangan SDM sebagai salah satu faktor penting dalam pengembangan umat. Ketiga, organisasi keagamaan Hindu. Keempat, Ekonomi Umat. Kelima, Sosial Kemanusiaan. Keenam, Investai, dengan pengembangan dana yang terkumpul melalui kegiatan Investasi yang terukur, fair, terkelola risiko dan memenuhi kewajaran.
Sementara ketua PHDI Bali Bapak Nyoman Kenak, sangat mengapresiasi keberadaan BDDN dan akan mendukung penuh serta siap untuk bersinergi agar mampu memberikan sebanyak mungkin manfaat bagi umat Hindu. Mendengar pemaparan Pak Tri yang dimoderatori oleh Bapak Nyoman Dayuh dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bali mengenai program BDDN yang sangat menjajikan bagi umat Hindu, Nyoman Kenak mengatakan seperti wareg tanpe nede (kenyang tanpa makan).
Usai acara sosialisasi, Pak Tri sempat mengomentari peran media bagi seorang tokoh atau pejabat. Menurut Pak Tri, pertama, media harus komitment menyuarakan Dharma. Kedua, harus kritis terhadap tindakan pejabat yang meyimpang. Media memang bisa jadi gangguan kalau pejabat tidak benar, namun akan menjadi sebaliknya kalau pejabat berbuat yang benar.
Gerbang Utama sudah dibuka oleh Pak Tri, tokoh muda yang memperoleh penghargaan sebagai BPPT’s Engineer of The Year 2012-2013 dan menjadi salah satu dari 43 peneliti Indonesia dengan karya Inovasi untuk Negeri versi Harian Media Indonesia, serta saat perhelatan G20 di Bali mendapat julukan Pawang Hujan. Saatnya umat Hindu untuk bergerak bersama memberi dukungan terhadap upaya mulia untuk mensejahterakan umat, sekaligus sebagai bagian yang tak terpisahkan dari moderasi beragama yang berkualitas.(A.A/071)