Denpasar, Sabtu 09 Maret 2019
Yosep Yulius Caleg DPRD Prov.Bali : Regulasi Pariwisata dan Pengawasan perlu Update
Caleg Partai Gerindra DPRD Bali Yosep Yulius atau Diaz . ( Foto/indonesiaexpose.co.id/002)
BALI, INDEX – Bali adalah salah satu destinasi wisata dunia yang memiliki daya tarik luar biasa bagi setiap wisatawan yang datang berkunjung. Julukan Pulau Dewata maupun Pulau Surga bukanlah sekedar semata tanpa makna. Beragam jenis suguhan wisata yang ditawarkan mulai dari alam, budaya hingga kuliner mampu menghipnotis setiap orang yang datang.
Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki Bali, adalah wajar jika pemerintah Indonesia memilih Bali sebagai tempat pelaksanaan Annual Meeting IMF-WB yang baru saja berakhir pada tanggal 13 Oktober 2018 yang lalu.
Di tengah kemeriahan dan puja-puji, pariwisata Bali justru disoroti oleh kabar miring terkait bagaimana paket wisata ke Bali “diobral” murah untuk wisatawan mancanegara yang berasal dari Tiongkok.
Praktek menjual pariwisata Bali dengan murah seperti ini dapat saja merusak nama bali, bahkan dapat menghancurkan pariwisata Bali.
Menanggapi hal ini, Yosep Yulius Diaz yang akrab disapa Yusdi Diaz, pun angkat bicara. Ini issue yang cukup lama tetapi sepertinya kurang mendapat atensi dari pihak-pihak terkait. Regulasinya perlu diupdate dan fungsi pengawasan harus dilakukan sebagaimana seharusnya. Pemerintah dan stake holder terkait harus segera bertindak sebelum masalah ini semakin menjadi-jadi.
Yusdi Diaz Caleg Gerindra untuk DPRD Bali dapil Denpasar nomor urut 7 Yosep Yulius menegaskan, bahwa hal ini merupakan isu yang telah lama berhembus namun kurang mendapat perhatian serius dari pihak-pihak yang terkait.
“Sudah saat ini Bali mengimplementasikan Perda No. 1 tahun 2010 secara tegas sembari malakukan penyesuaian-penyesuaian yang dipandang perlu dalam penyempurnaan Perda tersebut”, lanjut Yusdi Diaz.
Di tanya masalah sampah, menurut Yusdi Diaz hingga kini menjadi momok dan permasalahan serius yang harus segera diatasi bersama.
” Salah satu tantangan dan permasalahan besar pariwisata Bali adalah soal sampah. Baik sampah yang ada di destinasi pariwisata seperti di pantai, maupun sampah di sekitar jalur perlintasan wisatawan seperti di TPA Suwung seperti gunung sampah,” ungkap Yusdiaz.
“Termasuk juga sampah atau limbah yang dihasilkan pelaku pariwisata seperti hotel dan restoran yang belum dikelola secara maksimal. Belum lagi sampah yang dihasilkan di rumah tangga. Untuk menguraikan masalah sampah ini kita mulai dari rumah tangga dan juga industri perhotelan,” harapnya.
Untuk itu, Yusdiaz meminta pemerintah memberikan kemudahan misalnya bagi pihak hotel dan restoran yang mengurus izin untuk pengelolaan sampah dan limbahnya.
“Hotel sudah coba ikuti regulasi kurangi sampah. Mau complyn tapi susah. Misalnya saya mau urus izin pengelolaan limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) bukannya diberikan kemudahan tapi dipersulit. Kalau ada perusahaan mau ikuti pengolahan sampah harusnya diberikan kemudahan,” harapnya.(002)