Thursday , April 18 2024
Home / Bali / Pesan akhir tugas Causa Iman Karana : Sektor Properti berperan penting dalam perkembangan wisata di Bali

Pesan akhir tugas Causa Iman Karana : Sektor Properti berperan penting dalam perkembangan wisata di Bali

Denpasar,  Kamis  18  Juli  2019

 

Pesan akhir tugas Causa Iman Karana : Sektor Properti berperan  penting dalam perkembangan wisata di Bali

 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana

 

BALI, INDEX  –  Memiliki hunian di Pulau Bali yang indah dan penuh dengan keberagaman corak budayanya, impian turis mancanegara dan warga lokal, dan peran properti sangat strategis dalam mendukung pertumbuhan perekonomian Bali.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana mengatakan, untuk sektor properti memiliki
turunan yang sangat banyak, bahkan sampai ratusan. Mulai dari penggunaan bahan-bahan, tenaga kerja hingga pendukung lainnya.

” Melihat peran strategis properti tersebut maka sektor ini dianggap sebagai motor penopang ekonomi di Indonesia. Bahkan di Bali yang pesat perkembangan pariwisatanya, sektor properti ini memainkan peran penting dalam perekonomian,” ujar Causa Iman Karana yang akrab disapa Cik dalam paparan Perkembangan Properti di Bali berdasarkan Hasil Survei KPwBI Provinsi Bali, Rabu (17/7/2019) malam.

Acara yang berlangsung di Omang Omang Restaurant, Hyatt Regency Sanur dirangkai pula dengan perpisahan Causa Iman Karana yang akan bertugas di KPwBI Tokyo serta Deputi Kepala BI Provinsi Bali Teguh Setiadi yang akan pindah ke BI Riau. Turut hadir dalam paparan tersebut Sekretaris REI Bali Wayan Suananta Wijaya,S.E dan Wakil Ketua Bidang Perumahan & Properti Komersial I Made Sukarmayasa,S.T.

Menurut Pak Cik,  diakui belakangan ini pergerakan bisnis properti agak landai.Berdasarkan Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Sekunder Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali pada Triwulan II 2019 menunjukkan pertumbuhan harga tanah dan rumah di pasar sekunder masih relatif landai dan belum mengalami perubahan yang signifikan.

Pertumbuhan harga rumah sekunder hanya naik rata-rata 0,37% (qtq) atau turun tipis dari 0,53% (qtq) pada triwulan sebelumnya. Berdasarkan tipe rumah, pertumbuhan Tipe Besar relatif lebih tinggi dibandingkan Tipe Menengah. Sebagian objek memperlihatkan kecenderungan positif pergerakan harga.

“Meski masih sangat terbatas dan belum memengaruhi pasar secara keseluruhan, seiring dengan belum banyaknya investor yang masuk ke pasar residensial sekunder,” jelas Cik. Sementara itu, pertumbuhan harga rata-rata tanah tercatat sebesar 1,02% (qtq), lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 1,26% (qtq).

Sementara pertumbuhan harga tanah relatif lebih tinggi dibandingkan pergerakan harga rumah. Hal ini disebabkan kenaikan harga pada rumah sekunder relatif tertahan oleh adanya penyusutan.

Saat ini, Realestate Indonesia baru saja selesai melakukan properti exspo di Denpasar, yang telah mampu menunjukan respon pasar dan market yang begitu positif terhadap hunian-hunian baik di Denpasar, maupun di kabupaten-kabupaten di luar Denpasar.

“Dengan itu harapan kami regulasi dari BI, OJK, dan juga Perbankan mendukung peluang properti ini,” Ujar Pak Cik dengan menambahkan, di mana nantinya developer menyediakan perumahan, sementara perbankan menyediakan fasilitas finansialnya untuk membantu masyarakat memiliki hunian.

Dengan infrastruktur yang nantinya akan meningkat karena telah masuk pada anggaran pemerintahan kabupaten/kota 2019, tentu nantinya diharapakn infrastruktur semakin baik sehingga properti ini dapat berkembang hingga ke kabupaten-kabupaten di luar Denpasar, baik itu di Jembrana, Karangasem, Klungkung, Bangli dan juga Buleleng, katanya mengharapkan.

Pada kesempatan itu juga diadakan acara pelepasan kepada Pak Cik yang mendapat tugas baru sebagai Kepala BI Tokyo di Negeri Sakura. Salah seorang perkalilan media massa menyerahkan tanda kenang-kenangan kepada Pak Cik yang tidak lama lagi bakal meninggalkan Bali.

Peningkatan tertinggi harga properti residensial rumah tipe menengah terjadi di wilayah Denpasar Selatan yakni 0,32% (qtq) pada triwulan II 2019, lebih rendah dibandingkan triwulan I 2019 yang sebesar 0,60% (qtq).

Di sisi lain pihak REI Bali mengakui penyebaran pengembangan properti saat ini tak sesuai market. “Padahal lahan cukup luas tersedia, namun yang diburu konsumen lebih banyak wilayah Badung selatan dan sekitarnya,” jelas Sekretaris REI (Real Estat Indonesia) Bali Suananta,S.E.

(002)

328

Check Also

Renungan  Joger

Bali, Rabu  17  April  2024 Renungan  Joger   81

Indonesia Expose.co.id

Jakarta,  Selasa  16  April  2024 74