Saturday , April 20 2024
Home / Bali / Terganggu  Postingan  Hoax, STIKOM Bali Angkat Bicara

Terganggu  Postingan  Hoax, STIKOM Bali Angkat Bicara

Denpasar, Selasa  03 Desember 2019

 

Terganggu  Postingan  Hoax, STIKOM Bali Angkat Bicara

(Ki-Ka) Rektor ITB-STIKOM, Dr Dadang Hermawan yang didampingi Ketua Yayasan, Drs Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si., Ak., Pembina Yayasan Prof Dr I Made Bandem, dan Pengawas Yayasan Ir Nyoman Swastika.

 

BALI, INDEX –  Santernya hoaks di media sosial  yang menerpa Lembaga Pendidikan ITB-STIKOM Bali rupanya membuat gerah lembaga tersebut. Merasa di serang , para petinggi ITB-STIKOM langsung turun gunung memberikan klarifikasi.

Rektor ITB-STIKOM, Dr Dadang Hermawan yang didampingi Ketua Yayasan, Drs Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si., Ak., Pembina Yayasan Prof Dr I Made Bandem, dan Pengawas Yayasan Ir Nyoman Swastika serta Wakil Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar, Marlowe Bandem, mengungkapkan, apa yang selama ini santer beredar di media sosial adalah tidak benar, justru kami menyayangkan info itu kembali beredar.

“Sebenarnya hoaks yang beredar merupakan pengulangan apa yang pernah terjadi di tahun 2015 lalu. Namun sejatinya persoalan itu sudah diklarifikasi dan tuntas,” tutur Rektor ITB-STIKOM, Dr Dadang Hermawan dalam acara jumpa pers bertempat di Kubu Kopi, Denpasar – Bali, Selasa (3/12/2019).

Sementara pada kesempatan yang sama Ketua Yayasan, Drs Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si., Ak., menambahkan, dulu pihaknya bisa bersabar, tapi kali ini menyikapi informasi sesat tersebut akan mengambil langkah hukum sesuai dengan perundangan yang berlaku.

“Kalau Prof Bandem mungkin bisa bersabar, tapi saya dalam hal ini akan mengambil sikap tegas dengan melakukan upaya hukum, karena ini menyangkut keberadaan lembaga pendidikan ITB-STIKOM,” tukasnya.

Seperti diketahui sebelumnya beredar hoaks di media sosial bahkan sampai di group whatshapp hoax yang disebarkan oknum tidak bertanggungjawab dengan judul “Masyarakat Bali vs STIKOM Bali” yang jelas-jelas mendiskriditkan ITB-STIKOM Bali, pasalnya info tersebut tidak didasari fakta yang mendasar, justru sebaliknya menyerang pribadi ataupun ITB-STIKOM Bali. Wakil Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar, Marlowe Bandem pada keterangan persnya membeberkan kronologis Hoax “Masyarakat Bali vs STIKOM Bali” yang dimaksud.

“Penelusuran tim forensik digital ITB STIKOM Bali diantaranya, konten hoax bersumber dari sebuah postingan lama (tertanggal 28 November 2015) di Facebook yang bertajuk “Masyarakat Bali vs STIKOM Bali Scorenya 4:0” yang dishare/dibagikan kembali oleh sebuah akun pada Jumat, 29 November 2019 pada pukul 12:11 PM,” ujarnya.

Lantas, postingan tersebut juga dishare oleh setidaknya 18 akun Facebook sepanjang tanggal 29 November sampai 1 Desember 2019. Bahkan satu akun membagi ulang postingan lama tersebut sebanyak dua kali. Selain itu ada postingan yang dibagikan secara khusus ke berbagai grup Facebook yang berkaitan dengan komunitas atau ikatan kekeluargaan Semeton Bali.

Kemudian, konten lama itu juga dibagikan via Whatsapp. Teks dari postingan lama didaur ulang dengan di-copy dan di-paste dengan pencantuman sebuah nama dan nomor telepon genggam. Konten lama yang didaur ulang ini selanjutnya diteruskan melalui Whatsapp dan tampaknya secara khusus menargetkan sharing kepada grup-grup Whatsapp yang beranggotakan komunitas/warga Bali.

Disampaikannya, tanpa mengecek kebenaran konten, dan tanpa berusaha mengonfirmasi kebenarannya secara resmi ke ITB STIKOM Bali, konten hoax bermuatan SARA yang telah dikemas ulang tersebut ramai dishare di Whatsapp.

“Pertanyaannya kemudian dan ini juga ditanyakan oleh banyak pihak adalah kenapa memosting ulang konten lama dari 28 November 2015 dan menyamarkannya seolah-olah konten baru? Permasalahan tahun 2015 yang dikaitan dengan Saudara Dadang Hermawan dan STIKOM Bali sudah tuntas setelah adanya klarifikasi dari yang bersangkutan, dan hal tersebut telah diterima dengan lega oleh publik luas,” kata Marlowe.

Menurutnya, hoax ini tak hanya membuat perasaan tak enak dan berdampak kerugian kepada Tri Dharma Perguruan Tinggi ITB STIKOM Bali, namun terpenting, hoax dan ujaran kebencian ini meresahkan dan berpotensi memecah-belah kerukunan, kepercayaan, dan kedamaian yang terus diperjuangkan bersama-sama di Bali dan Indonesia.

Setelah klarifikasi ini, pihaknya mengajak para pemangku kepentingan, pimpinan lembaga pemerintahan, pimpinan perguruan tinggi, tokoh masyarakat, media massa, dan pihak aparat penegak hukum untuk berdialog dan mengkaji permasalahan ini agar tak terulang kembali di masa mendatang.

ITB STIKOM Bali akan bekerja sama dan meminta bantuan secara resmi dari pihak kepolisian untuk menganalisa motif dari hoax bermuatan SARA ini. Bilamana ditemukan unsur-unsur kesengajaan untuk mendiskreditkan dan merugikan ITB STIKOM Bali secara moral maupun material, ITB STIKOM Bali akan berkoordinasi dengan mitra LBH untuk menempuh jalur hukum.

(078)

348

Check Also

Indonesia Expose.co.id

Bali,  Kamis  18  April  2024 63

Renungan  Joger

Bali,  Kamis  18  April  2024 Renungan  Joger 93